Selasa 30 Mar 2021 16:34 WIB

Menghidupkan Kembali Kertajati yang Mati Suri

Presiden sudah mengeluarkan sejumlah instruksi terkait pengoptimalan Kertajati.

Red: Indira Rezkisari
Suasana bandara Kertajati yang lengang di Majalengka, Jawa Barat, Minggu (8/11/2020).  Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat jumlah penumpang di bandara Kertajati pada periode Januari-September 2020 sebanyak 42.400 penumpang atau turun 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 243.756 penumpang.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Suasana bandara Kertajati yang lengang di Majalengka, Jawa Barat, Minggu (8/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat jumlah penumpang di bandara Kertajati pada periode Januari-September 2020 sebanyak 42.400 penumpang atau turun 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 243.756 penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arie Lukihardianti, Sapto Andika Candra, Fauziah Mursid

Pandemi telah memukul industri penerbangan Tanah Air dan infrastruktur penunjangnya. Upaya untuk menyelamatkan bandara pun dilakukan agar tak lebih terpuruk, seperti Bandara Kertajati di Jawa Barat.

Baca Juga

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar Bandara Kertajati mempersiapkan fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat milik pemerintah baik TNI/Polri maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tak hanya itu Presiden memerintahkan pemindahan pabrik dan fasilitas operasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero) ke kawasan Aerocity di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Lalu Bandara Kertajati pun ditargetkan bisa bertransformasi menjadi embarkasi haji dan umroh bagi warga Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan upaya pemanfaatan bandara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta itu lebih optimal.