REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mengapa Nabi Musa 'alaihissalam dan kisahnya banyak disebutkan dalam Alquran.
Cendekiawan Muslim dari Universitas Alexandria Mesir, Dr Nadia Imarah, menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi landasan soal mengapa Nabi Musa banyak disebut dalam Alquran.
Pertama, ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara syariat Nabi Musa dan syariat Nabi Muhammad SAW. Imarah mengutip sejumlah ayat berikut:
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ *الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ * وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. Dan Alquran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?." (QS Al Anbiya: 48-50)
Imarah menjelaskan, hal lain yang membuat Nabi Musa AS banyak disebut di dalam Alquran, yaitu karena cobaan dan kesengsaraan yang dialaminya sangat mirip dengan apa yang dialami Nabi Muhammad SAW.
"Alquran menyajikan contoh-contoh (dari Nabi Musa AS) ini sekaligus untuk menghibur hati Nabi SAW, mengambil hikmahnya, dan melihat kondisi negara-negara sebelumnya agar kita tidak jatuh ke dalam apa yang telah mereka alami," jelas Imarah. "Supaya kita tidak melakukan apa yang mereka lakukan. Demikian juga kehidupan para Nabi lain yang diutus untuk memperbaiki akidah dan kerusakan moral. Semua ini ada di dalam Alquran," tambah Imarah.
Sumber: masrawy