Selasa 30 Mar 2021 16:48 WIB

Indonesia Harus Lihat Ancaman Ekonomi dari Perubahan Iklim

Pandemi Covid-19 bukan satu-satunya tantangan yang mengancam pemulihan ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Lampu patung Selamat Datang dimatikan saat berlangsung Earth Hour  di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (27/3). Kegiatan Earth Hour  tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim. Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Lampu patung Selamat Datang dimatikan saat berlangsung Earth Hour di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (27/3). Kegiatan Earth Hour tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim. Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut pandemi Covid-19 bukanlah satu-satunya tantangan yang mengancam pemulihan ekonomi Indonesia. Pada level global, dampak perubahan iklim juga akan mengancam perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perubahan iklim yang terjadi akan menyebabkan fenomena kenaikan permukaan air laut dan kemudian menimbulkan perubahan musim atau iklim yang semakin sulit ditebak.

Baca Juga

“Frekuensi bencana seperti hidrometeorologi akan menyebabkan potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor. Indonesia harus mampu melihat ancaman perubahan iklim dan dampaknya ke masyarakat melalui program mitigasi dan adaptasi,” ujarnya saat acara Pendanaan Publik Perubahan Iklim di Tingkat Nasional dan Daerah untuk Pencapaian NDC secara virtual, Selasa (30/3).

Menurutnya jika semua negara konsisten melakukan komitmen nasional masing-masing negara untuk mengurangi emisi global sesuai dengan Paris Agreement, dunia masih akan menghadapi situasi yang tidak mudah karena kenaikan suhu udara masih akan sangat signifikan mencapai 3,2 derajat celcius.