Selasa 30 Mar 2021 17:20 WIB

Wapres: Jangan Euforia Saat Kasus Covid-19 Menurun

Wapres menyebut bila penurunan tidak dikelola baik, kasus dapat kembali meningkat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh pihak tidak lengah terhadap penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air. Wapres mengatakan, meski tren kasus Covid-19 saat ini mengalami penurunan, namun jangan ditanggapi dengan euforia yang berlebihan.

Sebab, apabila penurunan ini tidak dikelola dengan baik, kasus dapat kembali meningkat seperti yang terjadi di beberapa negara seperti di Eropa dan Amerika.

"Walaupun sudah ada penurunan, seperti tadi saya katakan, supaya kita tidak terlalu merasa euforia kemudian kita kurang hati-hati sembrono, sehingga tidak menerapkan protokol kesehatan maupun tidak mematuhi PPKM, yaitu pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat," kata Ma'ruf saat kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, Selasa (30/3).

Wapres mengingatkan, penurunan kasus Covid-19 saat ini terjadi setelah melalui berbagai upaya bersama. Mulai dari penerapan protokol kesehatan yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker (3M), lalu 3T yakni testing, tracing, dan treatment, dan juga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

"Alhamdulillah sekarang sudah terjadi penurunan-penurunan, dari tadinya di atas 10 ribu (kasus), sekarang sudah tinggal 5 ribu, 4 ribu. Kemudian (kapasitas) rumah sakit yang tadinya terisi hampir 70, 80, bahkan 90 persen, sekarang sudah di bawah 50 persen," ungkap Ma'ruf.

Karena itu, ia tidak ingin tren penurunan kasus ini berubah dan kembali meningkat. Untuk itu, ia meminta protokol kesehatan mulai dari 3M, 3T, PPKM di tingkat mikro dan juga pelaksanaan vaksinasi yang kini sedang berjalan terus dilakukan.

Di samping itu, Wapres mengungkapkan bahwa sejauh ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kendala apapun yang disebabkan efek samping vaksin.

"Semua yang divaksin aman. Tidak ada orang merasa takut, merasa sakit, atau demam, ternyata tidak ada," tegasnya.

Ia berharap masyarakat tidak ragu untuk melakukan vaksinasi. Pemerintah kata Ma'ruf, akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meyakinkan vaksinasi baik melalui pendekatan kesehatan maupun pendekatan agama.

"Itu kita jelaskan apa akibatnya kalau orang tidak divaksin kemudian terkena Covid-19, dari segi agama juga melakukan vaksinasi itu bagian dari kewajiban, fardhu kifayah," katanya.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Barito Utara mencatat capaian pelaksanaan vaksinasi dosis pertama bagi tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Barito Utara mencapai 95 persen yakni dari target 1.253 nakes, terealisasi 1.191 nakes. Sedangkan capaian pelaksanaan vaksinasi dosis kedua mencapai 94 persen yakni dari target 1.215 nakes, terealisasi 1.143 nakes.

Adapun vaksinasi dosis pertama bagi pelayan publik tercatat bahkan mencapai 122 persen yaitu dari target 1.000 pelayan publik, terealisasi 1.229 pelayan publik. Sedangkan vaksinasi dosis kedua saat ini baru terealisasi 53 persen dari target 1.195 pelayan publik, baru terealisasi 635 pelayan publik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement