REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus mengatur strategi pencegahan semaksimal dan sepraktis mungkin tentunya berbasis sains untuk membuat kebijakan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Sehingga siswa, guru dan staf di sekolah tidak tertular Covid-19.
"Riset menemukan adanya hubungan antara insiden Covid-19, penularan di lingkungan sekolah dan tingkat penularan komunitas. Sehingga menggarisbawahi pentingnya pengendalian Covid-19 di masyarakat untuk melindungi guru, staf dan siswa di sekolah serta keluarganya. Maka dari itu, pemerintah harus punya starategi pencegahan penyebaran virus tersebut dan memiliki rencana lain jika banyak yang tertular dari sekolah," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (30/3).
Kemudian, ia melanjutkan beberapa kluster sekolah telah terjadi yang menyebabkan penutupan. Penularan sekunder yang signifikan dari infeksi Covid-19 dapat dan memang terjadi di lingkungan sekolah ketika strategi pencegahan tidak diterapkan atau tidak diikuti. Ketika wabah terjadi di lingkungan sekolah, maka cenderung terjadi peningkatan penularan di antara guru dan staf sekolah dibanding di antara siswa.
Temuan penting kluster sekolah terjadi akibat strategi pencegahan tidak ditaati termasuk tidak dikenakannya masker dengan baik dan benar serta ruang kelas yang padat.