Rabu 31 Mar 2021 02:08 WIB

CORE: Penyaluran Kredit Bank Negatif tak Perlu Dikhawatirkan

Per Desember 2020, pertumbuhan kredit bank umum minus 2,4 persen.

Kredit bank (ilustrasi)
Foto: Tim Infografis Republika
Kredit bank (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai penyaluran kredit perbankan nasional yang saat ini negatif tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini dikarenakan kondisi industri perbankan masih relatif terjaga.

"Penyaluran kredit yang tumbuh negatif bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Indikator-indikator perbankan lainnya itu masih menunjukkan bahwa perbankan kita masih fine-fine saja, baik-baik saja," ujar Piter dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Selasa (30/3).

Baca Juga

Per Desember 2020, pertumbuhan kredit bank umum minus 2,4 persen. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih tumbuh 11,1 persen.

Sementara itu, tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) perbankan relatif terkendali di level 3,06 persen dan rasio kecukupan modal atau CAR berada di level 24 persen."Dengan NPL yang masih cukup terjaga, permodalan perbankan, laba perbankan, masih relatif bisa dikatakan baik-baik saja. Jadi saya tidak melihat suatu persoalan besar di perbankan kita," kata Piter.

Piter menambahkan sejauh ini perbankan tidak mengalami sesuatu persoalan yang berat. Di tengah pandemi, meski tekanan begitu besar namun kondisi perbankan ternyata tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Perbankan kita masih relatif bertahan di tengah pandemi walaupun penyaluran kreditnya turun. Memang kalau kredit di tengah kondisi saat ini tidak perlu dipaksakan," ujar Piter.

Menurut Piter, reformasi di sektor jasa keuangan yang sudah dijalankan selama ini sebenarnya memang sudah menghasilkan sesuatu yang cukup kokoh dan menyebabkan perbankan nasional masih bisa bertahan sampai saat ini.

"Kita coba lihat satu-satu, bahwasannya di tengah proses reformasi itu kita mendirikan LPS, kita mendirikan OJK, yang terakhir kita mengeluarkan UU PPKSK yaitu UU bagaimana kita menghadapi krisis sistem keuangan dan itu adalah modal kita menghadapi krisis saat ini, walau tidak berjalan sempurna," kata Piter.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement