Selasa 30 Mar 2021 21:11 WIB

Menristek Sebut Dana APBN untuk Riset Masih Rendah

Kebijakan riset 2021 Indonesia fokus pada upaya membantu penyelesaian masalah ekonomi

Red: Dwi Murdaningsih
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan dana APBN untuk mendukung riset dan inovasi di Indonesia masih sangat rendah. Nominalnya pun jauh di bawah alokasi dana riset di beberapa negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan China.

"Alokasi APBN riset Indonesia masih tergolong sangat kecil, berbeda dengan kondisi beberapa negara maju seperti Korsel, Jepang, AS dan China," kata Bambang Brodjonegoro dalam talkshow daring bertajuk "Success Story Produk Karya Anak Bangsa, Riset dan Inovasi Sebagai Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi", di Jakarta, Selasa (30/3).

Baca Juga

Menurut dia, partisipasi sektor swasta negara-negara tersebut dalam mendanai riset jauh lebih besar dari pendanaan pemerintah yakni 60 persen hingga 80 persen. Bambang menuturkan kebijakan riset 2021 di Indonesia berfokus pada upaya membantu penyelesaian permasalahan ekonomi.

"Yakni dengan hilirisasi dengan mendorong teknologi tepat guna, penciptaan nilai tambah utama, produksi sumber daya alam dan upaya peran aktif dalam penanggulangan pandemi," katanya.