REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Terduga teroris berinisial NM yang ditangkap di wilayah Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diketahui sering keluar seharian, dari pagi hingga malam hari. Hal ini sebagaimana keterangan ayah mertua NM, Abu Umar saat diwawancarai awak media pascapenangkapan NM dan istrinya MB oleh tim Densus 88 Antiteror, Selasa.
"Jadi kesempatan ada di rumah itu cuma malam atau pagi gitu, kalau ada urusan di sana. Tapi kadang-kadang juga kalau ada urusan siang atau sore sekalian, dia ke sana," tutur pria renta berusia sekitar 70 tahunan tersebut.
Namun apa kegiatan anak menantunya itu, Abu Umar mengaku tidak tahu-menahu. Ia hanya tahu NM punya pekerjaan di Blitar, serta memiliki unit dump truck yang dioperasikan temannya.Keseharian NM sendiri dikenal baik.
Interaksi dengan mertua disebutnya sangat normal tanpa ada indikasi NM menjalani ajaran menyimpang, apalagi terpapar radikalisme. Buktinya, kata Abu Umar, NM juga selalu hadir tiap kali ada undangan kenduri yang menjadi tradisi muslim Jawa tradisional.
"Kesehariannya dia santai. Sama mertua juga biasa guyon, dengan tetangga juga," katanya.
Saat ini, NM masih menjalani rangkaian pemeriksaan oleh tim Densus 88 Antiteror di Mapolres Tulungagung. Ia tak sendirian. Istrinya juga ikut dibawa ke Mapolres untuk kepentingan pemeriksaan. Anaknya yang masih kecil (balita) dikabarkan juga turut serta, karena masih usia di bawah lima tahun.
Tim densus menangkap NM dan istrinya MB saat perjalanan keluar rumah. Namun di mana penangkapan terjadi, sampai berita ini ditulis belum ada konfirmasi resmi dari kepolisian maupun densus 88 antiteror.
Polisi yang kemudian membawa NM dan MB balik ke rumah tinggal keduanya di Dusun Ngipik, Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, dan kemudian melakukan penggeledahan.Hasilnya, densus mendapati dua pucuk senjata api pistol, berikut delapan butir peluru aktif, satu selongsong, sebilah pisau komando, serta paspor.