REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan warga terdampak kebakaran tangki Pertamina RU VI Balongan Indramayu hingga malam ini belum kembali ke rumah masing-masing, Selasa (30/3). Mereka masih mengungsi di GOR Bumi Patra Indramayu.
Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, menjelaskan, hingga pukul 20.30 WIB, tercatat ada 714 warga atau 178 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di GOR Bumi Patra. Dari jumlah itu, 583 jiwa atau 142 KK merupakan warga Blok Kesambi, Desa/Kecamatan Balongan.
Sedangkan, sisanya berasal dari blok lainnya di Desa Balongan sebanyak empat jiwa atau dua KK, Desa Sukaurip 122 jiwa atau 33 KK dan Desa Majakerta ada lima jiwa dari satu KK.
"Dari seluruh pengungsi itu, 364 perempuan dan 350 laki-laki," terang Caya.
Para pengungsi tersebut semula tersebar di tiga lokasi pengungsian. Yakni, Pendopo Kabupaten Indramayu, Islamic Center Indramayu dan GOR Bumi Patra. Namun, sejak Senin (29/3) petang, para pengungsi dipindahkan seluruhnya ke GOR Bumi Patra.
Berdasarkan pantauan Republika, di antara pengungsi itu banyak di antaranya orang tua dan anak-anak. Adapula sejumlah bayi. Para pengungsi itu mengaku trauma dengan kejadian ledakan dan kebakaran dahsyat yang bersumber pada tangki di kilang Pertamina RU VI Balongan, Senin (29/3) sekitar pukul 00.45 WIB. Rumah-rumah warga juga banyak yang rusak akibat peristiwa tersebut.
Seperti yang dialami seorang warga di Blok Kesambi, Desa Balongan, Ani (42). Dia terbangun karena mendengar suara ledakan keras yang membuat rumahnya bergetar hingga plafonnya runtuh dan kaca pecah.
"Saya trauma kalau mengingat kejadian itu," tutur Ani.
Ani mengungsi di GOR Bumi Patra bersama keluarga dan tetangga-tetangganya. Dia berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi.