Rabu 31 Mar 2021 09:40 WIB

Bangun 253 Rumah, Kementerian PUPR Terapkan Teknologi Ruspin

Teknologi Ruspin hampir sama seperti Risha yang lebih dahulu dikenal masyarakat

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja melakukan perbaikan perumahan bersubsidi di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2).  PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dengan skema bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT). Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja melakukan perbaikan perumahan bersubsidi di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dengan skema bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT). Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal mengaplikasikan teknologi Ruspin (Rumah Sistem Panel Instan) untuk pembangunan 253 rumah swadaya di lahan eks hak pakai (HP) 16 Semanggi atau HP 00001 Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Pembangunan ratusan hunian tersebut merupakan salah satu upaya Pemkot Solo melakukan penataan kawasan eks HP 16 Semanggi.

Kasi Rumah Swadaya Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Dhimas Harso Jiwando Adhi Nugroho, mengatakan, teknologi Ruspin hampir sama seperti Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang lebih dulu dikenal masyarakat.

Perbedaannya terletak pada jumlah panel yang digunakan. Teknologi Risha memiliki tiga panel, sedangkan Ruspin lebih sederhana hanya dua panel. "Sebenarnya teknologi Ruspin ini juga untuk mengatasi keterbatasan dana ketika kita harus membangun rumah yang baru. Seperti di HP 00001 Mojo itu kan pembangunan rumah baru," kata Dhimas kepada wartawan di sela-sela Bimbingan Teknis (Bimtek) pembuatan panel Ruspin, di Balai Kota Solo, Selasa (30/3).

Dhimas menyatakan, teknologi Ruspin memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, tahan gempa, kecepatan pembuatan dengan dirangkai karena strukturnya berupa panel-panel, serta biaya murah."Untuk ukurannya nanti tipe 30, ada dua kamar dan satu kamar mandi," imbuh Dhimas.

Bimbingan teknis tersebut diberikan kepada kelompok pekerja yang nanti akan membantu dan mengerjakan pembangunan rumah di eks HP 16 Semanggi atau sekarang HP 00001 Mojo. Pelatihan diikuti 25 orang, terdiri dari tenaga tukang, unsur pokja, tenaga fasilitator pendamping, serta toko bahan bangunan yang sudah bekerja sama dengan pokja.

Pemilik toko dilibatkan karena dipandang perlu mengetahui spesifikasi minimal dari material yang dibutuhkan. Meskipun pemilik toko sudah diberikan penjelasan di awal, dengan bimbingan tersebut diharapkan mereka mampu mrngatur distribusi materialnya.

Bimtek berlangsung tiga hari sampai Kamis (1/4) dengan materi teori dan praktik. Nantinya, peserta akan mengikuti praktik pembesian, pengecoran dan perakitan panel sebagai contoh perakitan panel saat pembangunan Ruspin nantinya.

"Harapan kami dari program bantuan rumah swadaya pembangunan layak huni ini memang diminta untuk padat karya, juga ada pemberdayaan masyarakatnya. Ini sebagai wujud bentuk pemberdayaan masyaraakt sekaligus padat karya bagi warga terdampak," ucapnya.

Dhimas menambahkan, pembangunan Ruspin nanti akan dibagi beberapa tahapan. Pertama, pembuatan panel dilanjutkan perakitan panel. Selanjutnya, pembangunan isian rumah atau arsitekturnya seperti, dinding, atap, keramik dan sebagainya.

Dalam pembangunan Ruspin tersebut, para pekerja akan dibagi menjadi lima kelompok besar. Pekerjaan setiap kelompok bertanggung jawab terhadap pembagunan 50 unit. Untuk pembuatan panel sampai jadi isiannya ditargetkan selesai maksimal 14 hari per rumah."Ya kami target empat bulan selesai, 253 unit itu bisa selesai dalam waktu kurang lebih empat bulan. Karena kami bagi pekerjaannya. Kalau satu per satu ya sampai tahun depan," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement