REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Sebanyak 529 orang di Italia meninggal pada Selasa (30/3) sementara sehari sebelumnya 417 orang akibat Covid-19, menurut Kementerian Kesehatan. Kenaikan jumlah itu terjadi saat riset baru menunjukkan bahwa varian lebih menular yang awalnya muncul di Inggris kini menjadi penyebab kemunculan sembilan dari 10 kasus baru di negara itu.
Infeksi baru Covid-19 di Italia, negara Barat pertama yang dilanda virus corona, naik dari 12.916 pada Senin (29/3) menjadi 16.017 pada Selasa. Sebanyak 301.451 tes Covid-19 dilakukan dalam sehari terakhir, dibandingkan dengan 156.692 sehari sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan.
Italia memberlakukan pembatasan Covid-19 yang ketat, dengan menutup sebagian besar toko. Toko hanya mengizinkan layanan pesan antar restoran dan bar.
Tercatat total 108.879 kematian Covid-19 di Italia sejak virus corona mewabah pada Februari tahun lalu. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan tertinggi ketujuh di dunia.
Hingga kini, terdapat 3,56 juta kasus Covid-19 di negara tersebut. Institut kesehatan ternama Italia, ISS, pada Selasa mengatakan varian Covid-19 yang awalnya terdeteksi di Inggris selatan pada musim gugur lalu, kini menyumbang 87 persen dari kasus baru di Italia, naik dari prevalensi 54 persen pada riset Februari.
Varian virus itu 37 persen lebih menular dibandingkan dengan Covid-19 versi awal yang pertama mendominasi pandemi Italia hingga awal tahun ini, kata ISS.
Varian Covid-19 lain, yang saat ini menjadi penyebab lonjakan kasus dan kematian di Brazil, menyumbang empat persen infeksi baru di Italia, menurut ISS. Angka itu turun tipis dari 4,3 persen pada Februari.
Pasien Covid-19 rawat inap, selain pasien ICU, berjumlah 29.231 pada Selasa, naik dari 29.163 sehari sebelumnya, kata kementerian terkait. Sementara itu, terdapat 269 pasien baru ICU, yang bertambah dari 192 pasien pada Senin. Total pasien Covid-19 ICU sedikit menurun dari 3.721 menjadi 3.716 pasien.