REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hidup wanita tuna rungu berinisial NS (20) yang bertempat tinggal di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, tak lagi sama setelah mengalami kekerasan dan pemerkosaan oleh dua orang tak dikenal.
Kuasa Hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GMBI Bekasi, Herli mengatakan, korban yang tadinya periang berubah menjadi pemurung. "Mungkin korban malu dan depresi serta takut jadi dia mengurung diri," ucap dia di Polrestro Bekasi Kota, Selasa (30/3).
Peristiwa naas itu terjadi pada Rabu (17/3). Saat itu, korban pulang malam dari bermain dan diajak oleh satu orang pelaku yang hingga kini masih buron.
"Dia mengaku sebagai teman ayahnya, mengajak dia untuk mengantarkan pulang. Setelah itu pelaku pertama mengajak korban muter-muter sampai ke depan Transpark Bekasi, Jalan Juanda," jelas dia.
Setelah itu, korban tidak diantar pulang, namun diajak ke kontrakan pelaku pertama. Di kontrakan itu, terjadi percobaan perkosaan yang mana korban sempat dipukul, diremas dadanya dan mengalami kekerasan fisik lainnya.
"Kemudian korban memberontak dan melakukan perlawanan. Lalu dia lari ke arah kelurahan. Karena dia ingin mencari perlindungan, dia bertemu dengan linmas berinisial S," terangnya.
Setelah bertemu, ditenangkan, dikasih minuman, namun naas, minuman itu ternyata diisi oleh obat sehingga korban tidak sadarkan diri. "Oknum hansip itu malah melakukan pemerkosaan di makam Jati, Duren Jaya," kata dia.
Saat melakukan aksi tersebut, oknum linmas itu ditangkap oleh warga dan dibawa ke Polrestro Bekasi Kota. Ketika dibawa korban belum sadarkan diri dan tak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Selain memberikan bantuan hukum, pihak LBH juga berupaya melakukan koordinasi dengan berbagai instasi seperti misalnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi.
"Kita sudah berkoodinasi dengan DP3A Kota Bekasi, pihaknya dinas berjanji akan melakukan pendampingan dan memenuhi segala hak korban," terangnya.