REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menyinggung praktik kubu KLB tersebut sebagai pembegalan partai politik yang menghalalkan segala cara.
"Tidak sedikit orang-orang yang berusaha mencari shortcut jalan pintas menjalankan segala cara menghalalkan segala cara. Termasuk melakukan pembegalan dan perampokan partai politik dengan cara-cara yang tidak etis ilegal dan inkonstitusional," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3).
Pembegal dan perampok politik itu, kata AHY, menggunakan kebohongan yang disebar lewat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Dengan begitu, pernyataan-pernyataan tak benar itu akan dipandang masyarakat sebagai kebenaran.
"Kebohongan yang diulang-ulang bisa dipercaya oleh sebagian masyarakat menjadi kebenaran yang baru. Misalnya, ada upaya-upaya untuk merekayasa opini publik terkait legalitas partai," ujar AHY.
Hal tersebut dinilainya dapat merusak demokrasi di Indonesia. Ketika ada pihak-pihak yang berusaha mengambil alih kepemimpinan partai dan mengeklaim bahwa merekalah yang sah.
"Kita tahu bahwa jalan untuk memperjuangkan demokrasi memang tidak mudah membangun partai juga tidak mudah membutuhkan kerja keras keringat," ujar AHY.
Untuk itu, ia berterima kasih kepada pengurus, kader, simpatisan, dan pendukung Partai Demokrat yang tetap solid di bawah kepemimpinannya. Ketika para pembegal politik itu menjanjikan jabatan dan uang bagi kader yang mau bergabung.
"Keberanian dan kesetiaan bisa menjadi inspirasi dan contoh yang baik bagi kader-kader lainnya untuk senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan," ujar AHY.
Ia mengaku bersyukur dengan adanya keputusan tersebut. Menurutnya, pernyataan dari Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly sudah jelas. Hal itu ditegaskan AHY sebagai bentuk tidak adanya dualisme di internal Partai Demokrat.
"Tidak ada dualisme di tubuh Partai Demokrat, tegaskan tidak ada dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat. Ketua Umum Partai Demokrat adalah Agus Harimurti Yudhoyono," ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.