REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Unit perusahan Alfabet, Google, akan menyumbang 25 juta euro ke European Media and Information Fund untuk memerangi berita palsu atau hoaks, Rabu (31/3). Sumbangan dilakukan ketika perusahaan teknologi itu mendapatkan kritik tidak melakukan cukup banyak tindakan untuk menyanggah disinformasi secara daring.
"Saat menghadapi ketidakpastian dan tantangan tahun lalu, telah terbukti semakin penting bagi orang untuk mengakses informasi yang akurat, dan menyortir fakta dari fiksi," kata Kepala Bisnis & Operasi EMEA Google, Matt Brittin.
Pandemi Covid-19 dan pemilu Amerika Serikat tahun lalu memicu lonjakan besar dalam informasi yang salah. Beberapa menyalahkan media sosial karena tidak lebih proaktif dalam menangani masalah, sementara regulator telah mengindikasikan bahwa perusahaan dapat mengambil tindakan melalui pembatasan yang ketat.
European Media and Information Fund diluncurkan oleh Calouste Gulbenkian Foundation dan European University Institute pekan lalu. Program itu bertujuan untuk meminta peneliti, pemeriksa fakta, organisasi nirlaba, dan badan berorientasi kepentingan publik lainnya untuk membantu memerangi berita palsu.
Total dana tersebut berdurasi lima tahun. European Digital Media Observatory yang merupakan proyek Komisi Eropa ini didirikan tahun lalu. Badan itu beranggotakan pemeriksa fakta dan peneliti akademi yang akan mengevaluasi dan memilih proyek.