Rabu 31 Mar 2021 16:45 WIB

Densus 88 Kembali Tangkap Tiga Terduga Teroris

Tiga kelompok terduga teroris yang ditangkap adalah anggota kelompok JAD.

Warga melakukan aksi di Taman Apsari, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/3/2021). Aksi itu mengecam tindakan terorisme bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Warga melakukan aksi di Taman Apsari, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/3/2021). Aksi itu mengecam tindakan terorisme bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap tiga orang terduga teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Rusdi Hartono, Rabu (31/3), mengatakan satu terduga ditangkap di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, sedangkan dua terduga ditangkap di wilayah Tulungagung dan Nganjuk, Jawa Timur.

"Data terbaru di Makassar dilakukan penangkapan lagi seorang laki-laki berinisial I umur 40 tahun," kata Rusdi dalam konferensi Pers di Gedung Humas Polri Jakarta.

Baca Juga

Rusdi menjelaskan, terduga berinisial I ini masuk dalam kelompok kajian Vila Mutiara, yakni tempat kajian yang sama dengan pelaku bom bunuh diri di gerbang depan Gereja Katedral Makassar. Sebelum menangkap I, Tim Densus 88 Antiteror telah menangkap tiga orang perempuan dan empat orang lainnya yang juga mengikuti kajian di Vila Mutiara.

"Sampai saat ini sudah delapan orang yang ditangkap di Makassar," ungkap Rusdi.

Pelaku bom bunuh diri yakni pasangan suami istri berinisial L dan YSF merupakan kelompok kajian Vila Mutiara yang berafiliasi dengan JAD. Penangkapan selanjutnya dilakukan di Kabupaten Tulungagung, satu orang berinisial MM usia 45 tahun. Dan di Kabupaten Nganjuk juga seorang laki-laki berinisial LAM berusia 25 tahun.

"Mereka masuk dalam kelompok JAD di wilayah Tulungagung dan Nganjuk," ucap dia.

Rusdi menyebutkan, dari mereka diamankan sebuah senjata api, laptop atau komputer jinjing dan ponsel serta buku tentang fiqih jihadis. Terkait penangkapan itu, kata Rusdi, Tim Densus 88 Antiteror sedang mendalami peran dan keterkaitan para terduga teroris untuk menuntaskan permasalahan terorisme di wilayah Jawa Timur dan Makassar, serta Tanah Air pada umumnya.

Diberitakan sebelumnya, selama periode Januari hingga Maret 2021, Tim Densus 88 Antiteror telah menangkap 94 orang terduga teroris dalam operasi pencegahan dan penanggulangan terorisme di sejumlah wilayah Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut, seperti Makassar (Sulawesi Selatan), Bima (NTB), Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Bekasi (Jawa Barat) dan Tangerang Selatan (Banten).

Sejumlah 94 terduga teroris tersebut termasuk empat terduga teroris yang ditangkap pascabom bunuh diri di Makassar, yakni di wilayah Bekasi, Jakarta Timur dan Tangerang Selatan. Namun, Tim Densus 88 Antiteror masih mendalami jaringan teroris yang ditangkap di wilayah Polda Metro Jaya, karena tidak berafiliasi dengan JAD maupun Jamaah Islamiah (JI).

photo
Terorisme (ilustrasi) - (republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement