Rabu 31 Mar 2021 17:18 WIB

AHY: Demokrat KLB Maunya Pakai Jalan Pintas

Peristiwa KLB ini sebagai hikmah dan pelajaran berharga meningkatkan soliditas. 

Rep: Mabruroh/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY didampingi para kader menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait ditolaknya hasil KLB Deli Serdang oleh Kementerian Hukum dan HAM, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3). Dalam kesempatan tersebut AHY menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menegaskan tidak ada dualisme di internal Partai Demokrat.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY didampingi para kader menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait ditolaknya hasil KLB Deli Serdang oleh Kementerian Hukum dan HAM, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3). Dalam kesempatan tersebut AHY menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menegaskan tidak ada dualisme di internal Partai Demokrat.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyoni (AHY) kembali menyindir langkah Moeldoko dengan mendirikan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang. Menurutnya, langkah yang diambil KSP Moeldoko ini adalah jalan pintas dalam membuat partai yang tidak patut ditiru.

"Peristiwa KLB ini telah menjadi ancaman serius bagi perkembangan demokrasi dan agenda regenerasi kepemimpinan di partai-partai politik di Indonesia," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (31/3).

AHY menyebutkan, bahwa jalan untuk memperjuangkan demokrasi memang tidak mudah. Begitu pula dalam membangun partai juga tidak mudah, membutuhkan kerja keras, keringat dan air mata, kegigihan serta kesabaran untuk membesarkannya. 

Namun tambahnya, ada saja orang-orang yang ingin mengambil jalan pintas itu. "Tidak sedikit orang-orang yang berusaha mencari short-cut, jalan pintas, menjalankan segala cara, menghalalkan segala cara, termasuk melakukan perampokan partai politik, dengan cara-cara tidak etis, ilegal dan inkonstitusional," ucapnya.

Di saat bersamaan, fenomena dan ancaman post-truth politics juga terus membayangi demokrasi dewasa ini. Di mana kebohongan yang diulang-ulang bisa dipercaya oleh sebagian masyarakat, menjadi kebenaran yang baru.

Misalnya, ada upaya-upaya untuk merekayasa opini publik terkait legalitas partai, dan juga upaya memanipulasi sejarah pendirian Partai Demokrat. Untuk itu, sesulit apa pun, mari terus memperjuangkan kehidupan demokrasi yang sehat dan beradab di negeri ini.

"Saya mengajak para kader Demokrat untuk melanjutkan perjuangan kita. Jadikan peristiwa KLB ini sebagai hikmah dan pelajaran berharga untuk meningkatkan soliditas dan menjadi momentum bagi kita untuk bangkit kembali. Hindari fitnah dan hoaks," ucapnya.

"Akhir minggu ini, insya Allah saya akan kembali melanjutkan perjalanan saya keliling nusantara, untuk memperkuat soliditas dan persatuan segenap kader di seluruh tanah air. Mari rapatkan barisan. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit," tegasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement