Kamis 01 Apr 2021 02:30 WIB

Batam Belum Temukan Klaster Covid-19 di Sekolah

Penularan Covid-19 di siswa sekolah Batam dipastikan berasal dari keluarga.

Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Batam mengeluarkan izin belajar tatap muka di 122 Sekolah Dasar (SD) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti kapasitas ruangan hanya diisi 50 persen dan jam belajar yang dibatasi selama dua jam.
Foto: Antara/Teguh Prihatna
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Batam mengeluarkan izin belajar tatap muka di 122 Sekolah Dasar (SD) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti kapasitas ruangan hanya diisi 50 persen dan jam belajar yang dibatasi selama dua jam.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau menegaskan, hingga kini belum ada klaster penularan Covid-19 di sekolah. Saat ini kegiatan belajar mengajar di tiga lembaga pendidikan di Batam ditutup karena masing-masing seorang siswanya dinyatakan positif terpapar virus corona.

"Apa yang terjadi beberapa waktu lalu di Pulau Belakangpadang dan dua hari yang lalu di Batam Kota, itu adalah kasus yang sebenarnya tidak dapat kita sebut sebagai klaster sekolah. Karena penularan dari orang tuanya," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Rabu (31/3).

Baca Juga

Berdasarkan penelusuran pihaknya, masing-masing seorang siswa itu terpapar Covid-19 dari keluarganya, yang juga positif Covid-19. Sampai saat ini belum ada laporan siswa lain yang tertular dan menjadi klaster khusus di sekolah.

Meski begitu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 tetap melakukan penelusuran kemungkinan penularan di sekolah. Pemerintah juga menutup kegiatan belajar mengajar di tiga sekolah itu, yaitu SDN 04 Sekanak Raya Belakangpadang, SMPN 1 Belakangpadang dan SMPN 43 Batam.

Wakil Wali Kota mengatakan, kegiatan belajar mengajar tatap muka hanya dihentikan di tiga sekolah itu. Sedangkan di lembaga pendidikan lain tetap berjalan.

"Kesimpulannya, kami masih berketetapan hati meneruskan pembelajaran ini karena baru (berjalan) betul," kata Wakil Wali Kota. Ia juga menilai sekolah telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk di sekolah-sekolah di Pulau Belakangpadang.

Karenanya, kebijakan belajar mengajar tatap muka masih bisa dilanjutkan, dengan pemantauan ketat dari guru, kepala sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, dan petugas medis terkait. "Saya datang langsung ke Belakangpadang, di sana penerapan protokol kesehatan sangat ketat, sehingga saya masuk kategori yakin di sekolah tidak terjadi (penularan)," kata dia.

Dalam pemantauannya, dalam kelas siswa diberi jarak yang cukup, dan hanya 15 hingga 20 orang dalam kelas. Sebelum masuk ruangan anak-anak dicek suhu dan diwajibkan mencuci tangan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement