Rabu 31 Mar 2021 21:44 WIB

PHRI Siapkan Strategi Tingkatkan Hunian Hotel

Selama 2020 angka rata-rata tingkat hunian hotel di Indonesia hanya 34,30 persen.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kembali hunian hotel dan kunjungan wisata (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kembali hunian hotel dan kunjungan wisata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kembali hunian hotel dan kunjungan wisata. Pada 2020, bidang usaha tersebut sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. 

"Langkah pertama yang kami lakukan adalah mendorong anggota PHRI menerapkan protokol kesehatan dan mengupayakan sebanyak mungkin mendapatkan sertifikasi CHSE atau kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan lingkungan," kata Sekjen PHRI, Maulana Yusran, di Padang, Rabu (31/3).

Dia mengatakan, selama 2020 angka rata-rata tingkat hunian hotel di Indonesia hanya mencapai 34,30 persen atau turun dibandingkan 2019 yang mencapai 53,80 persen. Selain menerapkan protokol kesehatan, pihaknya juga berupaya agar semua tenaga kerja hotel dan restoran segara divaksin karena mereka bekerja di sektor publik.

"Secara nasional jumlah pekerja hotel dan restoran yang terdata oleh Kemenkes mencapai 121.485 orang dan di Sumbar sebanyak 2.300 orang," kata Maulana.

PHRI juga menggelar kampanye bepergian dengan aman serta melakukan adaptasi penjualan paket akomodasi di masa pandemi Covid-19. Paket yang ditawarkan mulai dari staycation, bekerja dari hotel, paket isolasi mandiri, hingga pertemuan dan perkawinan dengan tes usap antigen.

Maulana melihat tantangan yang dihadapi pelaku usaha hotel dan restoran pada masa pandemi adalah masih adanya pembatasan kegiatan dan pergerakan wisatawan melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). "Ini membuat sulit dilakukan perkiraan angka tingkat hunian pada tahun ini," ujarnya.

Sebagai strategi menyikapi hal itu, pihak hotel berupaya memanfaatkan tenaga kerja seminimal mungkin. Tantangan berikutnya yang dijumpai adalah terjadinya pertemuan secara daring sehingga menjadi tantangan bagi hotel yang memiliki ballroom. "Menyikapi sejumlah tantangan tersebut pelaku usaha perhotelan dan restoran harus segera melakukan transformasi bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dan melakukan efisiensi," ujar Maulana.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement