Kamis 01 Apr 2021 05:56 WIB

Meneladani KH Hasyim Muzadi dari Humor Hingga Ketulusan

KH Hasyim Muzadi memiliki kesan tersendiri di mata keluarga.

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Meneladani KH Hasyim Muzadi dari Humor Hingga Ketulusan . Foto: Buku biografi KH. Hasyim Muzadi dipajang saat kegiatan bedah buku pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Meneladani KH Hasyim Muzadi dari Humor Hingga Ketulusan . Foto: Buku biografi KH. Hasyim Muzadi dipajang saat kegiatan bedah buku pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Peringatan rangkaian Haul ke-4 Alm. KH Hasyim Muzadi berlangsung khidmat. Meski di masa pandemi, rangkaian kegiatan diselenggarakan secara offline dan online. Mulai dari zikir, tahlil, doa, khataman Al-qur'an 30 juz bila ghoib (tanpa melihat teks) oleh para santri, selain itu juga doa dari para jamaah.

Bagi keluarga, sosok mantan Ketum PBNU ini memiliki kesan tersendiri. Seperti yang diungkapkan oleh putra bungsunya KH. Yusron Ash-Shiddiq, MA.

Baca Juga

"Yang bisa diteladani oleh keluarga adalah amal dan ahwal Abah Hasyim Muzadi. Amal adalah kesalihan dzahir, adapun ahwal adalah ketulusan batin," terang Yusron di Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji, Kota Depok, Rabu (31/3).

Menurut Yusron, meneladani Abah Hasyim, para Kiai, bahkan Rasulullah SAW pun perlu mempertimbangkan dua hal ini Ia mencontohkan, meneladani guyonan (humor) Abah Hasyim ketika ceramah, perlu dilihat kenapa  kerap kali melontarkan humor-humor cerdas.

"Abah pernah mengatakan bahwa rata-rata orang awam mampu fokus mendengar ceramah selama 10 menit. oleh karena itu, beliau menyelipkan humor pada tiap durasi 10 menit. Amal nya adalah humor, ahwalnya menjaga fokus jemaah ketika mendengar ceramah," paparnya.

Yusron mengungkapkan, hal ini tentu berbeda dengan orang yang sekedar guyon, atau ceramah tapi tidak perduli jemaah fokus atau tidak. Nampaknya sederhana, namun inilah rahasia ceramah Abah  diterima walaupun sedang melontarkan kritik.

"Hari ini kita menyaksikan banyak perkataan baik justru melahirkan kebencian. Hal itu karena panah amal tidak melesat dari ketulusan busur ahwal, sehingga amal baik mencederai banyak pihak," terangnya.

Selain itu, ia menilai ayahnya sudah menunjukkan bahwa kematian merupakan konsekuensi dari cara kita hidup. Meski begitu, dirinya  tidak mengatakan bahwa almarhum adalah orang yang tak pernah salah. Namun,  dirinya  menyaksikan beliau konsisten menjaga ahwal dalam amal hingga akhir hayatnya.

"Man asyroqot bidayatuh, asyroqot nihayatuh. Siapa yang bersinar pada awalnya, akan bersinar pula akhirnya. "Siapa yang ingin meninggal seperti abah hasyim, hendaknya hidup melestarikan amal, dan merawat ahwal," pungkas Yusron. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement