REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, pengamanan di kantor-kantor kepolisian harus ditingkatkan. Hal ini menyusul penyerangan yang terjadi di Mabes Polri pada Rabu (31/3) sore tadi. 

"(Harus) meningkatkan pengamanan kantor polisi dan menangkap para terduga pelaku," kata Adrianus, Rabu (31/3) malam.

Adrianus menilai, serangan dari terduga teroris tersebut hanyalah pemanasan. Artinya kata dia, akan ada serangan-serangan susulan jika polisi tidak segera mengantisipasinya.

"Serangan ini bersifat memanaskan situasi. Apa yang terjadi setelah situasi panas, wah macam-macam hal. Bisa saja serangan teror berikutnya dengan modus, sasaran dan pelaku yang semakin beragam," ujarnya.

Lalu mengenai lokasi serangan yakni Mabes Polri, menurut Adrianus, karena 

para teroris memang menjadikan polisi sebagai target mereka. Karena selama ini, polisi yang selalu mencegah dan menindak serangan-serangan terorisme mereka.

"Pertama (Mabes Polri) simbol paling jelas dari negara yang selalu mengejar-ngejar mereka dan kedua, pernyataan 'perang' paling jelas dari kelompok pelaku terhadap negara," ujar Adrianus.

Sebelumnya, diketahui seorang perempuan berinisial Z (25) melakukan aksi penembakan di Mabes Polri pada Rabu sore. Aksinya berhasil digagalkan setelah aparat kepolisian berhasil melumpuhkan terduga teroris tersebut.

Pelaku diketahui merupakan warga Ciracas, Jakarta Timur. Polisi juga telah membawa orangtua pelaku ke RS Polri untuk mengkonfirmasi identitas pelaku.

Polisi juga menemukan surat wasiat saat melakukan penggeledahan di rumah pelaku. Surat tersebut ditunjukkan kepada kedua orang tua dan juga kakaknya. 

"Kita temukan saat penggeledahan ada surat wasiat dan ada kata-kata di Grup Whatsapp keluarganya bahwa yang bersangkutan akan pamit," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam konferensi pers di Mabes Polri.

Ikuti Whatsapp Channel Republika