REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak campuran pada hari ini, Kamis (1/4). Di awal perdagangan IHSG sempat menguat 0,37 persen ke level 6.007,69 sebelum kembali jatuh ke zona merah dan melemah 0,20 persen.
Pada perdagangan kemarin, IHSG juga ditutup melemah 85,92 poin ke level 5985,52 setelah sempat terkoreksi lebih dari dua persen. Kepala riset Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan aksi teror yang baru-baru ini terjadi menjadi sentimen negatif bagi IHSG.
"Investor asing tercatat melakukan aksi jual Rp1,11 triliun mengiringi aksi teror yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini mengurangi kepercayaan investor asing," kata Lanjar, Kamis (1/4).
Selain itu, pelemahan IHSG juga aksi rebalancing portofolio yang dilakukan investor institusi pada kuartal pertama tahun 2021. Menurut Lanjar, investor mencari aman pada saham-saham yang telah memiliki tingkat performance yang tinggi sejak akhir tahun lalu.
Dari eksternal, Lanjar melihat, pasar saham juga mendapat tekanan dari kebangkitan kembali kasus Covid-19 di Eropa. Sentimen tersebut telah menurunkan ekspektasi investor terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
Selanjutnya, pada awal April ini, Lanjar mengatakan, investor akan menanti data indeks kinerja sektor manufaktur di China dan Indonesia. Data-data ini nantinya akan menunjukkan indikator pemulihan ekonomi.
Secara teknikal, Lanjar menjelaskan, IHSG membentuk candlestick dengan shadow low yang cukup panjang memberikan indikasi whipsaw di level support lower bollinger bands dan support pivot fibonacci 61,8 persen.
Indikator stochastic terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan MACD yang bergerak undervalue. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak mencoba rebound diawal bulan dengan support resistance 5.967-6.063.