REPUBLIKA.CO.ID, IO DE JANEIRO -- Brasil menunjukkan komandan-komandan baru angkatan darat, laut, dan udara satu hari usai komandan-komandan angkatan bersenjata yang lama mengundurkan diri. Para jenderal mundur karena khawatir dengan campur tangan Presiden Jair Bolsonaro di militer.
Menteri Pertahanan Walter Braga Netto mengangkat Paulo Sergio Nogueira de Oliveira sebagai Komandan Angkatan Darat, Almir Garnier sebagai Komandan Angkatan Laut, dan Carlos Almeida Baptista Junior sebagai Komandan Angkatan Udara. Konferensi pers Rabu (31/3) kemarin menjadi konferensi pers pertama Brago Netto sebagai menteri pertahanan.
Pengumuman itu disampaikan di hari peringatan kudeta 1964 yang membuat militer berkuasa selama 21 tahun. Braga Netto mengatakan angkatan bersenjata tetap setia pada konstitusi Brasil.
"Tidak ada kekurangan di militer di masa lalu dan tidak akan kekurangan ketika negara membutuhkannya," katanya seperti dikutip Aljazirah, Kamis (1/4).
Jenderal-jenderal tiga cabang angkatan bersenjata Brasil mengundurkan diri setelah Bolsonaro mengganti menteri pertahanan. Reshuffle yang dilakukan Bolsonaro untuk menghindari tekanan atas kegagalannya dalam mengatasi pandemi virus korona dinilai dapat mengguncang militer.
Departemen Pertahanan Brasil melaporkan pengunduran diri yang tampaknya tidak pernah terjadi sejak militer berkuasa 36 tahun yang lalu. Dalam pernyataannya Departemen Pertahanan tidak mengungkapkan alasan tiga orang pemimpin militer itu mengundurkan diri. Tapi para pengamat menilai Bolsonaro yang semakin tertekan ingin mencengkramkan kekuasaannya di militer.
"Sejak 1985 kami tidak pernah mendengar berita mengenai intervensi terang-terangan presiden ke tubuh angkatan bersenjata," kata professor ilmu politik Insper University, Carlos Melo.
Bolsonaro yang pernah menjabat sebagai kapten tentara kerap memuji masa kediktatoran militer. Ia semakin mengandalkan mantan perwira atau yang masih aktif untuk mengisi jabatan penting dalam pemerintahannya. Tapi Melo mengatakan sejauh ini militer masih menahan diri dari politik.
"Apakah perlawanan ini berlanjut? Itu pertanyaannya," kata Melo.