REPUBLIKA.CO.ID, ADIS ABABA -- Seorang pria bersenjata menewaskan sekurangnya 30 warga sipil dan melukai 15 orang lainnya dalam serangan di Oromia, Ethiopia, Rabu (31/3) waktu setempat. Serangan itu ditargetkan kepada etnis Amhara yang memicu kekerasan etnis untuk menantang pemerintah federal.
Seorang saksi mata, petani Wossen Andaege (50 tahun) mengatakan, tetangganya tewas dalam serangan Selasa (30/3) malam di Zona Wollega Barat Oromia. Dia mengidentifikasikan para korban sebagai etnis Amhara.
"Kami mengambil jenazah menggunakan mobil dan kami menguburkan 30 orang," ujar Wossen seperti dikutip laman Aljazirah, Kamis (1/4). Dia mengatakan, dia dan keluarganya mendengar suara tembakan dan kemudian melarikan diri ke kantor pemerintah terdekat untuk menunggu perlindungan dari pasukan federal.
Seorang penduduk distrik Babo-Gembel, tempat serangan itu terjadi mengatakan, bahwa orang-orang bersenjata tiba setelah pukul 21.00 waktu setempat. Mereka awalnya memaksa penduduk berkumpul di luar dalam satu kelompok dan menembak mati mereka.
"Tempat itu tidak memiliki perlindungan keamanan dari aparat keamanan pemerintah saat itu. Saya menemukan 29 jenazah tergeletak di satu area, sementara ada jenazah lain yang berserakan di area terdekat," kata pria penjaga di sebuah gereja Ortodoks, yang berbicara tanpa menyebut nama demi alasan keamanan.