Kamis 01 Apr 2021 14:34 WIB

Kapolsek Ciracas Minta Warga Tetap Tenang

Kapolsek Ciracas memberikan bantuan sembako ke keluarga ZA.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Kapolsek Ciracas, Jupriono, memberikan keterangan kepada awak media usai memberikan bantuan sembako kepada keluarga almarhum ZA, terduga teroris yang menyerang Mabes Polri, di RT 03 RW 10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4).
Foto: Republika/Febryan. A
Kapolsek Ciracas, Jupriono, memberikan keterangan kepada awak media usai memberikan bantuan sembako kepada keluarga almarhum ZA, terduga teroris yang menyerang Mabes Polri, di RT 03 RW 10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolsek Ciracas, Jupriono,  meminta warga setempat untuk tetap tenang. Kawasan Ciracas menjadi sorotan sebab terduga pelaku teror Mabes Polri diketahui sebagai warga setempat.

Jupriono mengatakan peristiwa penyerangan itu sudah ditangani pihak kepolisian. "Tidak perlu resah karena kami akan hadir di setiap warga membutuhkan bantuan," ucapnya.

Baca Juga

Ia juga meminta agar masyarakat sekitar untuk tidak mengucilkan keluarga dari almarhum ZA, terduga penyerang Mabes Polri menggunakan senjata api. Jupriono menyampaikan hal itu usai memberikan bantuan sembako kepada keluarga almarhum di kediamannya di RT 03 RW 10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4) siang.

"Iya tidak boleh (mengucilkan keluarganya). Melihatnya harus secara utuh bahwa ini tidak (serta merta) semua keluarganya punya prilaku yang sama," kata Jupriono.

Berdasarkan pantauan Republika, kediaman ZA tampak tertutup rapat sebelum kedatangan Jupriono. Adapun Jupriono datang membawa empat kantong sembako yang dibungkus dengan tas jinjing warna kuning. Jupriono disambut oleh bapak dari ZA.

Jupriono mengatakan, pihaknya memberikan bantuan sembako untuk keluarga yang ditinggal mati oleh ZA. Bantuan diberikan karena keluarga ZA tetaplah warga Ciracas.

"Saya Kapolsek Ciracas dan ini warga kita. Terlepas masalahnya apa itu dalam proses penyelidikan dan penykelidikan pihak Polda, tapi kami selaku Kapolsek, kita berempati," kata Jupriono kepada wartawan usai memberikan sembako.

Saat memberikan sembako itu, Jupriono sempat berbincang dengan bapak ZA. Jupriono mengaku berbicara soal peristiwa penembakan yang dilakukan ZA dan juga sempat meminta keluarga untuk bersabar.

"Tadi ngobrol soal kejadiannya. (Kita minta juga) untuk  bersabar, tabah menerima musibah ini," kata Jupriono.

Sebelumnya, perempuan berinisial ZA itu menerobos masuk ke Markas Polri dan menodongkan senjata ke polisi di sana pada Rabu (31/3) sore. Ia ditembak mati oleh aparat.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ZA adalah lone wolf. Lone wolf merujuk pada kajian keamanan dan terorisme global sebagai pelaku teror yang bergerak sendiri.

"Dari hasil profiling terhadap yang bersangkutan, maka yang bersangkutan adalah pelaku lone wolf berideologi radikal ISIS yang dibuktikan dengan postingan yang bersangkutan di media sosial," kata Listyo, kemarin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement