REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sebanyak 20.852 masyarakat lanjut usia (lansia) dari 339.958 lansia yang terdaftar sebagai penerima vaksin di Kabupaten Bogor, baru menerima vaksin Covid-19 dosis pertama. Dana jumlah tersebut baru mencakup 6 persen dari keseluruhan lansia yang terdaftar sebagai penerima vaksin.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina. Bahkan, penyuntikan vaksin dosis kedua, baru menyasar 75 lansia atau setara 0,02 persen dari total lansia yang terdaftar.
"Total lansia yang terdaftar vaksin Covif-19 di tahap ini ada 339.958. Dosis pertama baru 20.852 atau 6 persen, sementara dosis kedua baru 75 lansia, atau setara 0,02 persen," kata Mike, Rabu (31/3).
Lambatnya proses vaksinasi Covid-19 untuk lansia di Bumi Tegar Beriman ini, lantaran proses pendaftaran vaksinasi dilakukan secara manual. Mike mengatakan, rata-rata peserta penerima vaksin mendaftar dengan menggunakan KTP, bukan secara digital atau elektronik.
“Rata-rata masyarakat lansia ini daftar dengan KTP bukan menggunakan elektronik, maka dari itu prosesnya sedikit terhambat," ucapnya.
Kendati demikian, proses vaksinasi Covid-19 untuk lansia tetap bakal dilakukan secara bertahap. "Penyuntikan vaksin untuk lansia ini kami lakukan selana 28 hari kedepan. Jadi akan kami running terus prosesnya," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Penghubung (liasion officer) Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Engkus Sutisna mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah menanti data komprehensif terkait penerimaan, penyaluran dan penggunaan vaksinasi di Kabupaten Bogor. Dimana, data tersebut nantinya akan dibahas saat pertemuan kembali dengan Pemprov.
"Kesimpulannya hasil rapat ini adalah kami dari Jabar meminta data yang komprehensif dan minggu ini deadline pengumpulan data. Jadi nanti di provinsi akan ada pertemuan membahas data tersebut," tuturnya.
Data tersebut, kata Emgkus, nantinya akan dijadikan landasan bagi Pemprov Jawa Barat untuk menyalurkan vaksin ke Kabupaten Bogor. Sehingga, saat ini Pemprov Jabar tengah melakukan pengecekan ulang atau rechecking.
Dari proses pengecekan ulang tersebut, bisa diketahui apakah vaksinasi yang selama ini dilakukan di Kabupaten Bogor sudah tepat sasaran atau justru kurang. Termasuk juga, kata Engkus, hambatan dan masalah di lapangan selama pemberian vaksin Covid-19 terhadap seluruh penerima sasaran.
"Pada akhirnya kita ketahui apakah vaksinasi sudah tepat sasaran atau kurang. Kita juga ingin mengetahui hambatan dan permasalahan di lapangan. Nah data ini akan berpengaruh kepada berapa banyak stok vaksin yang akan kirimkan lagi nantinya," jelasnya.