REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah harus meninjau ulang peraturan terkait penggunaan alat deteksi virus corona (Covid-19), GeNose, sebagai syarat perjalanan di bandara. Menurutnya, hal tersebut tidak efektif dan tidak akurat.
"Untuk screening dan testing Covid-19 WHO saat ini hanya menganjurkan untuk menggunakan alat PCR dan rapid test antigen. Kenapa? Karena alat tersebut akurat dan terdapat algoritma. Pemerintah harus tinjau ulang kebijakan tersebut. Jangan sembarang memilih murah, mudah dan cepat. Apalagi untuk persyaratan perjalanan jauh," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (1/4).
Kemudian, ia melanjutkan jika kebijakan tersebut tidak ditinjau lagi, kasus positif Covid-19 bisa naik kembali. Seharusnya, pemerintah dapat mengendalikan masyarakat bukan abai dan yang penting mudah saja. Hal itu salah dan merugikan masyarakat.
"Pokoknya sangat harus ya untuk ditinjau lagi kebijakan tersebut. Lonjakan kasus Covid-19 itu sangat mengerikan. Belum testing Indonesia sangat rendah. Dalam hal ini, pemerintah harusnya bijaksana bukan hanya memikirkan hal yang mudah dan menggampangkan penyebaran virus ini," kata dia.
Alat deteksi Covid-19 Genose mulai hari ini (1/4) diterapkan di empat bandara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dua bandara PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) yakni Bandara Internasional Yogyakarta dan Bandara Intenasional Juanda Surabaya serta dua bandara AP II yaitu Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
“Saya berpesan agar dilakukan dengan teliti karena ini proses yang penting agar setiap orang yang bepergian bisa dideteksi,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (1/4).
Penerapan Genose di bandara sesuai dengan Surat Edaran Satuan Tugas Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Covid-19 yang diturunkan dalam SE Kemenhub No 26 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi Covid-19.