REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Desainer Zhou Li menggaungkan kampanye kapas Xinjiang melalui ajang China Fashion Week. Zhou naik ke atas panggung dengan membawa satu buket tanaman kapas, diiringi dengan tepuk tangan meriah setelah pertunjukan busananya.
"Kapas Xinjiang adalah kesukaan saya, kecintaan saya, saya sangat bersyukur karena kapas ini telah membawa kebahagiaan," ujar Zhou.
Zhou adalah desainer dan pendiri merek fashion China, Sun-Bird. Dia adalah pendukung gerakan boikot terhadap beberapa merek pakaian Barat. Sejumlah merek pakaian Barat dan aparel olah raga telah diboikot di China karena menyuarakan keprihatinan terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, termasuk dugaan kerja paksa dalam industri kapas di wilayah tersebut.
Zhou mengatakan, busana yang dirancangnya dan dipamerkan di ajang China Fashion Week pada Selasa (30/3) dibuat dengan menggunakan kapas dari Xinjiang. Oleh karena itu, Zhou menyebut busana rancangannya sangat eksklusif.
"Untuk desain China kami, saya menyatakan dukungan kepada Xinjiang," ujar Zhou.
Xinjiang memproduksi sekitar 20 persen kapas dunia. Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah menghentikan impor kapas dari Xinjiang. Beberapa peneliti dan anggota parlemen di sejumlah negara mengatakan, otoritas Xinjiang menggunakan program kerja paksa untuk memenuhi kebutuhan pemetikan kapas musiman.