Jumat 02 Apr 2021 06:45 WIB

Mengapa Pria Diberi Kewenangan Menjadi Pemimpin?

Sebagian di antara alasannya berkaitan dengan kualitas bawaan.

Mengapa Pria Diberi Kewenangan Menjadi Pemimpin?
Foto: MGROL100
Mengapa Pria Diberi Kewenangan Menjadi Pemimpin?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa alasan mengapa pria diberi kewenangan untuk memimpin. Sebagian di antaranya berkaitan dengan kualitas bawaan, dan sebagian lainnya dengan sesuatu yang diperoleh kemudian.

Majdah Amir dalam Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam mengatakan Allah telah membekali pria dengan kualitas kekuatan yang lebih besar.

Baca Juga

Sementara Dia menciptakan wanita lebih lemah, lebih lembut, dan biasanya lebih halus fisiknya. Kedua, Allah membekali pria dengan sifat yang lebih stabil dibanding sifat wanita karena sistem hormon mereka.

Baca juga: Apakah Kepemimpinan Berarti Pria Lebih Unggul dari Wanita?

Sudah umum diketahui pria tidak mengalami perubahan hormonal, sementara wanita terpengaruh oleh fluktuasi hormon yang memengaruhi periode menstruasi mereka. Hal ini menyebabkan mereka mengalami gangguan emosi yang dapat mengganggu konsistensi penilaian mereka.

 

Ketiga, Allah telah menugaskan pria menjadi pemberi nafkah keluarga. Jika keluarga hancur, pria harus menanggung beban terberat dari kehancuran itu. Tanggung jawab ini dengan sendirinya menyebabkan adanya perbedaan dan dukungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement