Kamis 01 Apr 2021 22:25 WIB

Tanggapi Survei, Ridwan Kamil Menunggu Takdir

Saat ini ia sedang fokus mengurusi Covid 19 dan mengurusi Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tanggapi Survei, Ridwan Kamil Menunggu Takdir. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Tanggapi Survei, Ridwan Kamil Menunggu Takdir. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, terus masuk dalam radar berbagai survey terkait Pencalonan Presiden 2024. Survey terakhir, Ridwan Kamil terpilih menjadi salah satu tokoh yang masuk dalam survey Calon Presiden 2024 pilihan anak muda atau milenial. 

Pada survey yang digelar oleh Indikator Politik Indonesia ini pun memposisikan Ridwan Kamil bersaing ketat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menanggapi berbagai hasil survey itu, Ridwan Kamil mengatakan, 2024 waktu pencapresan itu masih jauh. Karena, dalam kondisi realistis, saat ini ia sedang fokus mengurusi Covid 19 dan mengurusi Jabar. Kedua konsentrasi ini, membutuhkan kerja yang luar biasa.

"Survey akan datang silih berganti saya akan fokus sebagai gubernur membangun Jabar menunggu takdir arahnya seperti apa. Apapun takdir itu tak ada penyesalan bagi saya karena untuk jadi gubernur saja sudah jadi cita-cita yang Allah berikan sangat luar biasa," ujar Ridwan Kamil kepada Republika, Kamis malam (1/4).

Emil mengatakan, kerja membuahkan Elektoral di survey tak bisa dihindari. Karena hari ini masyarakat menilai kinerja seorang pemimpin membawa efek kesukaan atau ketidaksukaan.

"Tentu kalau ternyata kerja membangun Jabar menghasilkan dampak kesukaan elektoral itu hanya bonus saja. Tapi bukan tujuan," katanya.

Karena, menurut Emil, ia menyadari dan  harus tahu diri. Dalam Pencapresan ada 3 hal. Satu elektoral, dua logistik dan tiga koalisi. "Dua terakhir kan saya tidak punya. Jadi harus tahu diri  bahwa hal tersebut masih jauh dari apa yang bisa disimpulkan," katanya.

Sebelumnya, Ridwan Kamil mengaku ia menjadi pilihan milenial karena pengaruh media sosial (Medsos). Karena, milenial itu memilih politik itu biasanya dari digital.

"Medsos ngaruh banget. Jadi kalau kita rajin mengabarkan pencapaian-pencapain apresiasi itu pasti muncul. Di era milenial baliho moal payu (ga akan laku,red)," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Senin (23/3).

Emil mengatakan, adanya hasil survey ini tak akan mengubah kinerjanya. Tapi kalau diapresiasi secara elektoral ia bersyukur.

"Ya saya mah hatur lumayan weh. Saya tidak berubah etos kerjanya. Tidak ngatur-ngatur, tidak ngebuzzer-buzzer, tidak. Tapi kalau diapresiasi secara elektoral ya alhamdulillah," paparnya.

Saat ditanya tentang calon lainnya yang tinggi dari hasil survei seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Emil menganggapnya bukan saingan. "Buat saya semuanya calon mitra bukan saingan. Karena kalau capres itu bukan soal elektabilitas perseorangan namun pasangan," katanya.

Emil mengatakan, semua calon adalah mitra. Kalau Pilpres, ia tidak khawatir. Karena yang penting itu elektoral pasangan. "Kalau individu mah bukan balapan ini mah. Apakah nomor 1 dan nomor 2, lalu 2 dan 3, 2 dan 4, nah kalau itu dielektoralkan, baru itu ilmiah karena saling mengkontribusi. Tapi kalau dihitung satu-satu mah kan tipis kan ga jomplang 10 persen atau berapa," paparnya.

Sebelumnya, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei pilihan anak muda terhadap calon presiden pilihannya, nama Anies Baswedan menjadi pilihan terbanyak di antara 17 nama lainnya.

Berdasarkan hasil survei itu, Anies mendapatkan pilihan sebesar 15,2 persen, disusul Ganjar Pranowo sebesar 13,7 persen dan Ridwan Kamil 10,2 persen.

Survei yang dilakukan pada kurun waktu 4 hingga 10 Maret 2021 dengan metode simple random sampling dan  melibatkan 206.983 responden yang terdistribusi secara acak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement