Jumat 02 Apr 2021 00:43 WIB

Muqoddaman, Motivasi Cinta Alquran

Muqoddaman adalah membaca Al-Qur’an secara bersama-sama

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada siang itu, tak kurang dari 30 santri telah berkumpul di mushola Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk Gunungkidul. Masing-masing santri sudah membawa mushaf Al-Qur’an kesayangannya. Selasa (9/3) siang itu menjadi hari yang menyenangkan karena akan diadakan Muqoddaman, yaitu membaca Al-Qur’an secara bersama-sama di mana setiap satu anak mendapatkan bagian membaca satu juz.

Ustadz Ulil Abshar selaku Koordinator Rumah Tahfidz area Yogyakarta membuka acara siang hari itu. Meski kebanyakan santri Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk masih berusia belia dan remaja, sekitar 6 sampai 19 tahun, namun banyak dari mereka sudah fasih membaca Al-Qur’an.

Sebelum pembacaan Al-Qur’an, acara terlebih dahulu dimulai dengan doa. Siang itu para santri juga ditemani oleh Ustadzah Nur Hidayati, salah satu pengasuh Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk yang selalu menjadi sumber inspirasi para santri. Ustadzah Nur adalah seorang yang begitu telaten mengajari santri yang kebanyakan masih anak-anak. Pengalaman Ustadzah Nur dalam menghafal Al-Qur’an diperjuangkan ketika ia dalam keadaan sakit di sebuah pondok pesantren. Momen itu menjadi pengalaman berharga yang terus dikenang para santri Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk.

Salah satu santri putri yang baru saja menghatamkan Al-Qur’an yaitu Zuhro juga menjadikan perjuangan Ustadzah Nur atau yang kini telah berganti nama menjadi Umi Azizah sebagai teladan dan cambuk bagi kemalasan. Zuhro memang masih duduk di bangku SMP, namun berkat semangatnya ia telah hafal 30 juz Al-Qur’an di usia 15 tahun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement