Sabtu 03 Apr 2021 07:17 WIB

Apa Itu Contextual Advertising?

Contextual advertising adalah teknik penargetan yang digunakan para pengiklan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Apa Itu Contextual Advertising? (Foto: Unplash/Campaign Creators)
Apa Itu Contextual Advertising? (Foto: Unplash/Campaign Creators)

Pernahkah Anda memperhatikan berapa banyak blog dan situs web yang kebetulan memiliki iklan bergambar? Terkadang, situs tersebut menjalankan iklan untuk perusahaan mitra, tetapi kemungkinan besar, Anda baru saja melihat tayangan iklan kontekstual atau contextual advertising.

Contextual advertising adalah teknik penargetan yang digunakan para pengiklan saat mereka ingin memastikan bahwa iklan banner mereka dilihat oleh audiens yang relevan. Dalam postingan ini, kita akan membahas semua yang perlu Anda ketahui tentang contextual advertising dan manfaatnya bagi bisnis Anda.

Baca Juga: Apa Itu Targeted Advertising?

Mari Mengenal Apa Itu Contextual Advertising

Contextual advertising adalah praktik dalam menempatkan iklan pada halaman web berdasarkan konten yang ada di halaman tersebut. Iklan yang ditempatkan di halaman web bergantung dengan pada konten halaman tersebut, bukan data tentang perilaku online konsumen. Seluruh proses tersebut dilakukan melalui upaya penargetan kontekstual di jaringan iklan, yang melibatkan pengelompokan iklan berdasarkan parameter tertentu seperti kata kunci atau topik situs web.

Misalnya, jika pengunjung membaca artikel tentang tips dalam melakukan makeup wajah, mungkin ada iklan di halaman web yang berkaitan dengan kosmetik dan produk fashion lainnya. Iklan tersebut ditampilkan atas dasar pengguna, dimana mereka saat ini berada di segmen konten yang membahas tentang makeup wajah.

Contextual advertising membantu penerbit untuk membuat strategi pemasaran yang kuat melalui penargetan kontekstual, sehingga penerbit iklan akan mengiklankan produknya berdasarkan pada relevansi konten tersebut.

Beberapa contoh konkrit lainnya misalnya, ada iklan sepatu lari di artikel berita tentang olahraga, atau bisa juga iklan laptop di situs e-commerce teknologi. Ini dilakukan melalui penargetan kontekstual di jaringan iklan, yang melibatkan pengelompokan iklan berdasarkan parameter seperti kata kunci atau topik situs web.

Bagaimana Cara Kerja Contextual Advertising?

Jadi, bagaimana Anda bisa menampilkan iklan di situs web yang relevan? Jawabannya adalah penargetan kata kunci. Karena itu, Google AdSense adalah platform yang ideal untuk melakukan periklanan jenis ini.

Bagi mereka yang belum mengenalnya, Google AdSense memungkinkan Anda untuk menempatkan iklan berupa gambar, video, dan teks pada halaman situs yang berpartisipasi secara online. Alat ini juga memungkinkan Anda menampilkan konten dinamis kepada orang-orang yang belum tentu menelusuri bisnis Anda.

YouTube ads yang merupakan bagian dari sistem iklan Google, misalnya, juga memberikan peluang besar untuk pengiklan yang menggunakan strategi contextual advertising. Bayangkan Anda dapat menampilkan iklan video singkat dari video game baru Anda kepada pengguna tepat sebelum mereka menonton video tutorial game di YouTube. Beberapa video game sendiri, terutama mobile game bahkan menawarkan peluang untuk melakukan contextual advertising.

Dengan penargetan yang tepat, contextual advertising dapat membantu Anda tidak hanya meningkatkan penempatan iklan Anda, tetapi juga menyempurnakan salinan Anda untuk iklan tersebut.

Untuk memanfaatkan periklanan kontekstual dengan benar, Anda akan membuat iklan yang sangat spesifik untuk setiap grup kata kunci atau laman situs yang sangat spesifik. Ini juga akan memaksimalkan relevansi pengguna, yang pada gilirannya dapat memaksimalkan klik, konversi, dan juga ROI.

Manfaat Contextual Advertising Bagi Bisnis Anda

1. Lebih mudah dan lebih terjangkau untuk diterapkan

Keberhasilan periklanan behavioral bergantung pada data, sehingga Anda sangat membutuhkan banyak data (yang paling berharga adalah data pihak pertama). Artinya, Anda memerlukan alat untuk mengumpulkan dan menganalisisnya, strategi untuk menggunakannya, dan orang-orang untuk mengoptimalkan proses itu. Untuk bisnis dengan sumber daya yang lebih sedikit, dan lebih sedikit data pelanggan yang mereka miliki, periklanan behavioral mungkin tidak layak untuk segera diterapkan.

Contextual advertising dapat menawarkan alternatif yang mudah dan terjangkau untuk memulainya, sambil memberikan tingkat relevansi dengan caranya sendiri. Dan meskipun mungkin tidak dipersonalisasi seperti periklanan behavioral tadi, jangkauannya dalam banyak kasus akan lebih luas, sehingga memberikan cara yang berharga untuk membuat pengunjung keluar dari situs web lain dan pergi ke situs Anda sendiri.

2. Tidak dibatasi oleh regulasi yang mengatur privasi

Undang-Undang perlindungan data adalah sebuah regulasi yang mengklasifikasikan cookie sebagai informasi pribadi, yang kemudian menetapkan aturan ketat tentang bagaimana cookie dapat dikumpulkan. Regulasi ini sudah diterapkan di banyak negara. Sejak itu, badan pengaturnya akan menjatuhkan denda besar para pelanggar privasi pengguna. Sekarang, banyak negara yang membuat versi regulasi mereka sendiri. Dengan ini maka metode periklanan behavioral yang tidak memiliki batasan akan segera berakhir dan menjadi tidak relevan.

Meskipun secara keseluruhan itu hal yang baik, namun itu juga berarti perilaku penjelajahan pengguna akan lebih sulit dikumpulkan daripada sebelumnya. Persetujuan untuk menggunakan cookie untuk iklan tidak lagi tersirat saat pengunjung mendarat di situs web Anda. Anda harus membujuk pengunjung untuk berinteraksi dengan situs Anda. Meskipun telah mendapatkan keikutsertaan dapat meningkatkan kualitas re-targetting Anda, hal itu membuat prosesnya lebih sulit.

Contextual advertising di sisi lain, tidak bergantung pada detail pribadi yang intim untuk menyajikan iklan. Ini membuatnya lebih aman bagi pengiklan yang ingin memastikan mereka menampilkan iklan di halaman yang sesuai. Menurut situs Digiday, ketika regulasi perlindungan data (GDPR) ditetapkan dan berlaku di Uni Eropa, banyak penayang iklan yang mengalihkan dana periklanan mereka dari periklanan behavioral ke contextual advertising, dan mereka benar-benar melihat peningkatan ROI.

3. Lebih aman bagi brand

Bukan hanya keamanan hukum yang perlu dikhawatirkan oleh brand Anda, tetapi juga keamanan reputasi brand Anda. Untuk para pengiklan yang menggunakan behaviour advertising, dalam beberapa kasus mereka sulit untuk mempertahankan reputasinya. Semakin banyak brand yang menemukan iklan mereka di lingkungan yang tidak aman, seperti konten dewasa atau ekstremis. Namun ini adalah risiko menempatkan iklan hanya berdasarkan perilaku pengguna Anda.

Dengan contextual advertising, halaman web yang akan menampilkan iklan Anda adalah inti dari kampanye pemasaran Anda. Anda menentukan topik, subtopik, kata kunci. Dan hal ini membuat iklan Anda kecil kemungkinannya untuk mengikuti pengguna ke lingkungan yang tidak mereka harapkan (atau inginkan) untuk melihat iklan, dan tempat yang Anda tidak ingin iklan tersebut untuk muncul.

4. Terkadang konteks lebih penting daripada faktor behavioral

Pengiklan tahu bahwa personalisasi adalah taktik pemasaran yang ampuh. Tapi itu hanya karena itu membuat iklan tersebut agar lebih relevan. Dan terkadang, iklan yang dipersonalisasi berdasarkan perilaku masa lalu tidak sepenuhnya relevan dengan keinginan atau kebutuhan saat ini. Jika audiens Anda berada di situs memasak misalnya, mungkin mereka sedang tertarik untuk melihat konten memasak pada saat itu.

Retargeting berdasarkan perilaku masa lalu itu cara yang efektif, tetapi apakah selalu relevan seperti iklan yang berkaitan dengan apa yang sedang dilihat pengunjung saat ini? Anda dapat mengujinya dengan melakukan retargeting pada halaman web yang relevan dengan produk Anda, bukan semua halaman web di display network.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement