REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Disperindagkop dan UKM Kaltim) Yadi Robyan Noor memastikan stok cabai dalam kondisi aman menjelang bulan puasa (Ramadhan) dan Hari Raya Idul Fitri mendatang.
Yadi mengatakan ketersediaan komoditas cabai di Kaltim dinilai masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga satu bulan ke depan. Selain itu, ketersediaan cabai di sentra pertanian cabai di Jawa Timur yang menjadi salah satu pemasok cabai ke Kaltim pun cukup tersedia.
"Alhamdulillah, kami sudah cek langsung ke sentra pertanian cabai di Kabupaten Malang. Di sini sudah memasuki masa panen. Jadi stok cabai insya Allah aman," ujar Roby dihubungi dari Samarinda, usai meninjau kebun cabai di Desa Bocek, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, Kamis (1/4).
Peninjauan lapangan dilakukan di lahan Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Bocek dengan luas areal pertanian 350 hektare dan anggota kelompok tani 50 orang. Persediaan untuk semua berbagai jenis cabai masih cukup aman, baik cabai besar, cabai keriting maupun cabai tiung.
"Kami masih bisa panen 10 sampai 11 kali dengan jarak 3 sampai 5 hari jeda panen. Satu hektare bisa 18 ton hingga 20 ton. Untuk musim hujan ini, bisa susut hingga 25 persen," kata Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Supriyono.
Pernyataan senada ditegaskan oleh Pujiari, pemasok berbagai kebutuhan sayur-mayur ke Kaltim termasuk cabai dengan berbagai jenis. "Saya jamin aman," kata Pujiari yang mengaku biasa mengirimkan 30 ton cabai ke Kaltim untuk sekali pengiriman.
Ia juga mengunjungi Pasar Karang Ploso untuk memantau perbedaan harga di tingkat petani dengan harga-harga di pasar. Cabai besar di tingkat petani dijual dengan harga Rp 35 ribu per kilogram, sedangkan di Pasar Karang Ploso cabai besar dijual dengan harga Rp 45 ribu.
Sedangkan cabai tiung di tingkat petani dijual dengan harga Rp 40 ribu. Sedangkan di Pasar Karang Ploso dijual dengan harga Rp 50 ribu.
"Jadi selisih harga dengan Kaltim masih wajar karena faktor distribusi dan transportasi. Masyarakat tidak perlu panik dengan membeli secara berlebihan karena stok aman," kata Roby.