Menkominfo Minta Revitalisasi Monumen Pers Nasional di Solo
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Pengunjung mengamati dokumentasi perkembangan logo dan maskot HPN yang dipajang pada pameran virtual peringatan Hari Pers Nasional di Monumen Pers Nasional Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2). | Foto: ANTARA/Maulana Surya
REPUBLIKA, SOLO - Program revitalisasi Monumen Pers Nasional (MPN) yang sudah digulirkan sejak 2019 mendapat perhatian serius dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate. Di sela-sela menghadiri rangkaian acara Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) Tahun 2021 di Kota Solo, Menkominfo menyempatkan mampir ke Monumen Pers Nasional yang terletak di Jalan Gajah Mada Nomor 59 Solo.
Johnny berkeliling ke sejumlah ruangan tempat menyimpan koleksi dan mendapat penjelasan dari Kepala MPN, Widodo Hastjaryo tentang semua koleksi dan sejarah berdirinya MPN tersebut.
Johnny mengaku terkesan dan terpesona dengan keberadaan MPN dan benda-benda yang tersimpan di dalamnya yang merekam perjalanan tentang pers Indonesia termasuk sejarah penyiaran di tanah air. Menurutnya, MPN memiliki kekayaan luar biasa tentang sejarah pers nasional, termasuk penyiaran. Sehingga wajib dirawat dan kembangkan.
Karena itulah, Johhny menekankan agar program revitalisasi Monumen Pers Nasional terus dilanjutkan dan tidak hanya tambal sulam. "Seharusnya revitalisasi Monumen Pers ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak boleh tambal sulam. Kalau perlu lakukan studi banding ke negara lain agar maksimal. Hanya saja memang dibutuhkan anggaran yang besar. Coba nanti kita pikirkan, memang tidak boleh setengah-setengah. Apalagi dinamika dunia pers juga berkembang pesat," ungkap Menkominfo, seperti tertulis dalam siaran pers, Jumat (2/4).
Dia mengatakan, monumen pers ini monumental bagi sejarah perjalanan bangsa. Dari gedung tersebut muncul ide dan gagasan pers Indonesia, yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Termasuk awal munculnya penyiaran di tanah air.
Johnny menyebut, gagasan besar pemugaran harus melingkupi semua sektor baik infrastruktur bangunan maupun fasilitas, tata ruang, serta seluruh kawasan yang melingkupi. Dia juga terkesan dengan bangunan peninggalan Pura Mangkunegaran ini karena mampu menggabungkan kesan arsitektur Jawa, Asia dan Eropa.
Dia meminta revitalisasi juga dipikirkan tentang ruang-ruang digital. "Kita jadikan tahun 2021 ini lompatan baru era reformasi digital. Kalau mau pemugaran tidak hanya fisik tapi untuk koleksi juga harus ditambah, juga perlu disiapkan guide yang handal untuk transfer informasi pada pengunjung," katanya.
Johnny berharap nanti akan muncul konsep Monumen Pers Reborn. Di dalamnya mencakup adaptasi pemanfaatan alat-alat analog ke teknologi baru digital. Kaum milenial juga perlu didorong agar mau mengunjungi Monumen Pers Nasional.
Kepala MPN, Widodo Hastjaryo menyampaikan kepada Menkominfo, saat ini sudah ada sekitar 1.055 koran yang sudah terinstal secara digital. Tahun ini MPN menargetkan akan melakukan digitalisasi 600 ribu halaman koran.
Sementara itu, Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul, mengungkapkan revitalisasi MPN sudah sangat mendesak dilakukan mengingat sejak dibangun 1978 hingga saat ini belum tersentuh revitalisasi secara menyeluruh. Pembangunan ulang sudah dilakukan pada era orde baru tetapi sifatnya hanya perbaikan dan penambahan di beberapa bagian karena tuntutan ruangan.
Menurut Anas, program revitalisasi sebenarya sudah digulirkan oleh Kemenkominfo melalui Dirjen IKP pada 2019, namun sifatnya hanya tambal sulam dalam upaya memperbaiki dan mempercantik. Hal itu dikarenakan menyesuaikan anggaran yang ada.
"Yang sudah dilakukan selama ini sudah bagus, merenovasi yang sudah rusak dan mempercantik yang usang karena memang bangunan ini sejak Orde Baru belum tersentuh renovasi dan revitalisasi. Hanya mungkin faktor anggaran belum bisa menyeluruh," jelasnya.
Karena itu, upaya Menkominfo yang akan merevitalisasi secara menyeluruh bangunan MPN, dinilai sebagai langkah bagus sehingga lebih terkonsep. Hal itu mengingat desain monumen yang ada sekarang merupakan desain lama dan belum bisa menampung dinamika zaman.
"Apalagi Monumen Pers Nasional ini juga menjadi wahana riset tentang pers di Indonesia. Sehingga membutuhkan fasilitas infrastruktur yang memadai yang sesuai dinamika zaman," terang Anas.
Anas menambahkan, wacana revitalisasi sebenarnya sudah diusulkan PWI Surakarta sejak beberapa tahun lalu. Bahkan sudah pernah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018.