Jumat 02 Apr 2021 15:04 WIB

Arsenal Pertimbangkan Larang Pakai Medsos di Tempat Latihan

Sejumlah pemain Arsenal kerap mendapatkan hinaan rasialis via media sosial.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Israr Itah
Media sosial (ilustrasi).
Foto: pixabay
Media sosial (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- CEO Arsenal Vinai Venkatesham menegaskan, manajemen the Gunners tidak menutup kemungkinan melarang penggunaan media sosial di kompleks latihan Arsenal di Colney, London. Pasalnya, pelecehan bernada rasial di media sosial, yang diterima pemain, dinilai dapat mengganggu persiapan Arsenal dalam menatap sebuah laga.

Venckatesham menilai, sejauh ini pelecehan dan hinaan bernada rasialisme di media sosial kerap terjadi pasca laga. Pemain-pemain yang dinilai tampil kurang maksimal menjadi bulan-bulanan di media sosial. Tidak jarang, hinaan dan ujaran kebencian bernada rasialisme ditujukan kepada para pemain tersebut.

Baca Juga

''Saat ini, tidak ada kemungkinan yang benar-benar dicoret dalam upaya menangani isu tersebut. Ada berbagai pendekatan yang dipilih berbagai pihak terkait isu ini. Apa yang dilakukan Thierry Henry jadi contoh yang bagus,'' tutur Venkatesham seperti dilansir ESPN, Jumat (2/4).

Sebelumnya, Henry memutuskan untuk tidak lagi aktif di berbagai platform media sosial. Langkah ini diambil legenda timnas Prancis dan Arsenal itu sebagai salah satu cara untuk mendesak perusahaan penyedia platform media sosial untuk menangani pelecehan dan ujaran kebencian berbasis ras di dunia maya, terutama yang ditujukan kepada para pesepak bola berkulit hitam.

Pada pekan lalu, Arsenal telah membentuk gugus tugas dan meluncurkan kampanye #StopOnlineAbuse. Nantinya, gugus tugas tersebut akan membantu pihak klub yang mendapatkan hinaan dan pelecehan bernada rasial di media sosial, termasuk para pemain, untuk bisa melaporkan kepada pihak berwenang. Sejumlah pemain Arsenal, mulai dari Granit Xhaka, Hector Bellerin, Eddie Nketiah, Willian, hingga Nicolas Pepe sempat mendapatkan pelecehan bernada rasialis di akun media sosialnya masing-masing. Bahkan, pelatih Arsenal Mikel Arteta sempat mengaku menjadi korban pelecehan di media sosial pada Februari silam.

Namun, Venkatesham menyebut, upaya memerangi tidak akan bisa dilakukan oleh salah satu pihak. Pun dengan tekanan terhadap perusahaan penyedia platform media sosial untuk segera menghapus unggahan yang memiliki dimensi pelecehan dan hinaan bernada rasialisme tersebut. Semua pihak, termasuk klub kontestan Liga Primer Inggris, serta pihak berwenang perlu merumuskan langkah dan aksi nyata dalam menangani isu tersebut.

''Saya tidak mau hanya tertuju pada perusahaan penyedia platform media sosial. Kami harus mencari cara, terutama aspek teknis, soal bagaimana unggahan-unggahan seperti itu langsung dihapus. Mungkin saat ini Anda mendengar sikap dari CEO Arsenal, tapi Anda juga membutuhkan sikap dan pesan serupa dari 19 klub lain di Liga Primer Inggris. Kita harus segera mencari cara menghentikan hal ini. Jika tidak, maka kita berada dalam arah yang buruk,'' kata Venkatesham. 

Klasemen Premier League Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement