REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan warga terdampak kebakaran tangki di Pertamina RU VI Balongan Indramayu hingga Jumat (2/4) siang masih bertahan di lokasi pengungsian. Kobaran api dan kepulan asap hitam masih terlihat dari salah satu tangki yang terbakar.
Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, menyebutkan, hingga Jumat (2/4) pukul 11.00 WIB, tercatat ada 864 jiwa atau 246 kepala keluarga (KK) yang masih mengungsi di GOR Bumi Patra Indramayu. Mereka terdiri dari 433 laki-laki dan 431 perempuan.
"Mereka berasal dari empat desa di Kecamatan Balongan," kata Caya.
Adapun keempat desa itu, yakni Desa Balongan sebanyak 698 jiwa atau 183 KK, Desa Sukaurip sebanyak 156 jiwa atau 61 KK, Desa Majakerta lima jiwa dari satu KK dan Desa Tegalurung lima jiwa dari satu KK. Salah seorang pengungsi asal Desa Sukaurip, Ida, mengaku masih bertahan di pengungsian karena merasa trauma. Dia takut kejadian serupa kemballi terulang. Apalagi, hingga kini api belum pada seluruhnya.
"Masih trauma. Rumah saya yang rusak akibat ledakan (Senin) kemarin juga belum diperbaiki," tutur Ida.
Berdasarkan pantauan Republika, Jumat (2/4) pukul 13.30 WIB, api dan kepulan asap hitam masih membumbung dari salah satu tangki yang terbakar di Pertamina RU VI Balongan. Sebelumnya, empat tangki yang terbakar telah dinyatakan padam pada Rabu (31/3). Namun, api diketahui kembali menyala pada Kamis (1/4) malam dari salah satu tangki.
GM Pertamina RU VI Balongan, Hendri Agustian, mengatakan, api di salah satu tangki itu kembali menyala akibat adanya pergerakan dari busa yang menutupi atas tangki. Kondisi itu ditambah angin yang bertiup kencang, membuat udara kembali masuk dan berkontak dengan minyak yang panas.
"Kita masih terus coba untuk segera memadamkan dan melakukan upaya pendinginan," ujar Hendri, saat ditemui di gedung utama Pertamina RU VI Balongan Indramayu, Jumat (2/4) siang.