REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagian orang tua siswa di Kota Bandung masih menunggu skenario kebijakan pemerintah Kota Bandung terkait rencana belajar tatap muka pada bulan Juli mendatang. Saat ini, belajar tatap muka relatif belum siap diselenggarakan di masa pandemi Covid-19.
Salah seorang orang tua siswa, Tri menilai jika rencana belajar tatap muka dilaksanakan saat ini maka dinilai belum siap. Sebab, jumlah siswa dalam satu kelas mencapai puluhan orang dan berpotensi menciptakan kerumunan.
"Kalau aku sebagai orang tua kayanya kalau melihat kondisi sekolah sekarang di SD ya lumayan muridnya banyak sekelas bisa mencapai 41 orang, maksudnya belum siap gitu," ujarnya saat dihubungi, Jumat (2/4).
Namun begitu, ia mengaku masih menunggu kebijakan pemerintah yang ditawarkan kepada orang tua siswa tentang belajar tatap muka. Oleh karena itu, Tri mengaku belum bisa memberikan pandangan setuju atau tidak terkait rencana tatap muka.
"Kecuali nanti kebijakan apa yang ditawarkan sama sekolah bisa aku dikaji. Setuju atau gak paling tergantung mekanisme sekolah yang ditawarkan ke sekolah," katanya.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengklaim bahwa persiapan jelang rencana belajar tatap muka pada Juli mendatang di masa pandemi Covid-19 sudah mencapai 80 persen. Proses yang saat ini sedang digenjot adalah vaksinasi Covid-19 terhadap para pendidik dan tenaga pendidik oleh Dinas Kesehatan.
"Secara siap infrastruktur siap, kepala sekolah siap, sekolah siap, peserta didik dan siap orang tua. Secara keseluruhan 80 persen sudah siap," ujar Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar, Kamis (1/4).
Ia mengatakan, saat menjalankan belajar tatap muka maka sekolah harus menerapkan standar protokol kesehatan. Termasuk fasilitas kantin tidak boleh dibuka untuk meminimalisasi penyebaran virus Corona di sekolah.
Ia menuturkan, berdasarkan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan maka jelang rencana belajar tatap muka harus dipastikan seluruh pendidik dan tenaga pendidik sudah divaksin. Langkah tersebut dilakukan agar saat nanti belajar tatap muka bisa meminimalisasi penyebaran Covid-19.