REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penyebab terjadinya ledakan dan kebakaran pada empat tangki penyimpanan bahan bakar minyak di Kilang Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, hingga kini belum diketahui. Seluruh pihak diminta untuk bersabar menunggu hasil investigasi.
"Ini accident, tidak bisa berasumsi. Kepada siapapun, mohon bisa menunggu sampai investigasi selesai dilakukan,’’ ujar anggota Komisi VI DPR RI dapil Indramayu - Cirebon, Herman Khaeron, saat ditemui usai sidak ke lokasi kebakaran di Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (2/4).
Pria yang akrab disapa Hero itu menambahkan, secara teknis, kelayakan tangki masih layak dan memiliki waktu yang panjang kelayakannya. Semua sertifikat pun ditempuh dengan baik. Begitu pula seluruh prasyarat di dalam pengolahan objek vital risiko tinggi, juga telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Hero pun mendorong agar dilakukan percepatan pemadaman, pemulihan dan perencanaan. Dia menyebutkan, butuh waktu sekitar 15 bulan untuk kembali membangun tangki yang terbakar.
"Ini harus segera betul-betul dijalankan supaya pemenuhan kebutuhan terhadap BBM, terutama Jabar dan DKI Jakarta yang di-cover MOR III, suplainya bisa terpenuhi," ucap Hero.
Seperti diketahui, sebanyak empat tangki penyimpanan BBM di Kilang Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, kebakaran, Senin (29/3) sekitar pukul 00.45 WIB. Seluruh tangki kemudian dinyatakan padam pada Rabu (31/3).
Namun, api kembali menyala di salah satu tangki pada Kamis (1/4) malam. Hingga Jumat (2/4) pukul 13.30 WIB, api dan kepulan asap hitam pekat masih terlihat. Upaya pemadaman dan pendinginan terus dilakukan.
GM Pertamina RU VI Balongan, Hendri Agustian, mengakui, api kembali menyala di salah satu tangki, yakni tangki T-301H. Sebelumnya, empat tangki yang terbakar telah dinyatakan padam seluruhnya pada Rabu (31/3).
Hendri menjelaskan, api itu kembali menyala akibat adanya pergerakan dari busa yang menutupi atas tangki, dan ditambah angin yang bertiup kencang. Hal tersebut membuat udara kembali masuk dan berkontak dengan minyak yang panas sehingga akhirnya terjadi lagi penyalaan api.
"Kita masih terus coba untuk segera memadamkan dan melakukan upaya pendinginan," kata Hendri, saat ditemui di gedung utama Pertamina RU VI Balongan Indramayu, Jumat (2/4) siang.
Ketika ditanyakan mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memadamkan api, Hendri belum memastikannya. Dia menyatakan, tim terus berjuang untuk memadamkan api sehingga benar-benar padam dan melakukan upaya pendinginan.