REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Johnson & Johnson mengumumkan uji coba vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dosis satu yang ditujukan kepada remaja pada Jumat (2/4).
Penelitian dimulai pertama kali pada September 2020. Pada awalnya, studi dirancang untuk mempelajari rejimen dosis tunggal dan dua dosis dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan Johnson & Johnson pada tingkat dan jadwal yang berbeda bagi orang dewasa berusia 18 hingga 55 tahun, serta 65 tahun ke atas.
Namun, saat ini uji vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson diperluas untuk remaja, yang mencakup anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun. Menurut perusahaan itu, pandemi telah berdampak besar bagi hampir seluruh usia tak terkecuali remaja, termasuk terhadap pendidikan, kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.
“Sangat penting bagi kami mengembangkan vaksin untuk semua orang dimanapun untuk membantu memerangi penyebaran virus yang bertujuan agar kehidupan kembali normal,” ujar Paul Stoffels, wakil ketua komite eksekutif dan kepala petugas ilmiah di Johnson & Johnson, dalam sebuah pernyataan, dilansir US News, Sabtu (3/4).
Uji coba vaksin Covid-19 Johnson & Johnson menyertakan remaja di Spanyol dan Inggris. Diharapkan pendaftaran dilakukan segera oleh remaja di berbagai negara lainnya, seperti Amerika Serikat (AS), Belanda, Kanada, Brasil, dan Argentina.
Johnson & Johnson juga mengumumkan rencana untuk memperluas studi vaksin Covid-19 lebih lanjut terhadap perempuan hamil dan anak-anak yang lebih kecil. Hingga saat ini, belum ada satu dari tiga vaksin yang disetujui untuk otorisasi penggunaan darurat di AS digunakan bagi remaja di bawah 16 tahun.
Beberapa produk vaksin Cov8d-19, seperti dari Johnson & Johnson dan Moderna saat ini hanya dapat digunakan bagi orang-orang berusia 18 tahun ke atas. Sementara itu, Pfizer telah mendapat persetujuan atas penggunaan vaksin untuk remaja berusia 16 tahun ke atas.