REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, ingin pantun secara rutin digunakan oleh masyarakat Indonesia. Itu perlu dilakukan agar pantun tak hilang dari budaya Indonesia karena pantun telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
"Pantun ini kita mendapatkan penghargaan yang harus kita gunakan secara rutin agar tidak hilang dari budaya kita," kata Sandiaga dalam keterangan pers yang Republika terima, Sabtu (3/4).
Hal itu dia sampaikan saat berdialog dengan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Hotel Pondok Tingal, Magelang, Jumat (2/4). Di tengah-tengah dialog tersebut, Sandiaga menunjukkan kebolehannya dalam berpantun. Itu dia lakukan untuk membakar semangat para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di sana.
"Kalau ingin suara bagus harus latihan vokal, belajarnya yang enggak abal-abal. Bapak ibu mari kita lestarikan seni budaya lokal, agar potensi parekraf makin dikenal," begitu pantun Sandiaga yang diiringi tepuk tangan para pelaku parekraf.
Sandiaga menjelaskan, pantun merupakan sebuah tradisi yang sudah sering dilakukan dalam sebuah acara di daerah-daerah di Indonesia. Sebagai warisan budaya Indonesia, dia mendorong pantun terus digaungkan, terlebih pantun tanah air sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
"Ini baru mendapatkan dari UNESCO sbeagai warisan budaya Tak Benda. Saya selalu bilang kalau kita pakai sudah kita pakai sehari hari, kalau angklung kita sudah mendapatkan penghargaan," katanya.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu mengaku akan konsisten menyelipkan pantun dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. "Nah pantun ini kita mendapatkan penghargaan yang harus kita gunakan secara rutin agar tidak hilang dari budaya kita. Makanya saya membiasakan untuk menyampaikan pantun," jelasnya.
Selain itu, Sandiaga mengungkapkan, Kemenparekraf mendukung penuh langkah balai pustaka yang merancang lomba pantun nasional. Kemenparekraf ia sebut akan memfasilitasi kegiatan tersebut.
"Insya Allah kami di Kemenpar akan membantu memfasilitasi lomba pantun nasional ini. Kita adaptasi dengan kearifan lokal dan pantun itu hampir hadir di setiap daerah Indonesia," ujarnya.
Dalam dialog bersama pelaku parekraf Magelang itu, Sandiaga tak lupa membakar semangat agar bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sandiaga memiliki senjatanya andalan untuk membakar semangat mereka, yakni tiga jargonnya
"Saya yakin dengan gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi (gaspol) kita bisa hadirkan kebangkitan. Dan ini satu dari lima destinasi super prioritas yaitu Borobudur, kita harapkan menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya," kata dia.