REPUBLIKA.CO.ID, CAGLIARI -- Diego Godin bercerita mengenai dinamika dalam kariernya. Saat ini, ia membela Cagliari.
Sebelumnya bermarkas di Sardegna Arena, Godin pernah berkostum Inter Milan. Terlebih dahulu, ia melegenda bersama Atletico Madrid.
Sewaktu di Atletico, andalan Uruguay itu mulai dikenal secara global. Ia disebut-sebut sebagai salah bek tengah terbaik dunia.
Sembilan musim Godin membela Los Colchoneros. Tepatnya dari 2010 hingga 2019.
Selama periode tersebut, Godin tampil dalam 389 laga di berbagai ajang dan mencetak 27 gol. Ia mengoleksi beberapa penghargaan bergengsi, di antaranya dua trofi Liga Europa dan satu gelar La Liga Spanyol.
Siapa sangka Godin nyaris berkostum tim lain, selama masa emasnya di Atletico. Sekitar 2015 lalu, Manchester City menunjukkan ketertarikan padanya.
City bersedia membayar biaya di atas klausul pelepasan kapten Uruguay itu. Negosiasi pun terjadi, melibatkan berbagai pihak.
Rupanya pelatih Los Rojiblancos, Diego Simeone, berperan penting menggagalkan kepindahan Godin ke Etihad Stadium. Simeone yang saat itu berada di Jepang lantas berdiskusi dengan sejumlah sosok senior di timnya.
"Beberapa di antaranya ada Gabi, Raul Garcia, Tiago. Simeone katakan: "Jika Diego pergi, saya juga akan pergi," demikian ungkapan Godin menirukan ucapan eks mentornya, dikutip dari Football Italia, Ahad (4/4).
Hingga akhirnya, sang kapten bertahan di rival sekota Real Madrid itu. Ia berada di tim yang mampu menembus dua final Liga Champions.
Kini, Godin menikmati hari-harinya di Cagliari. Sejauh musim 2020/2021 berjalan, ia sudah membela Gli Isolani dalam 19 laga di berbagai ajang.
Palang pintu 35 tahun itu masih berhasrat membela negaranya di panggung internasional. Ia membidik satu tempat pada Piala Dunia 2022 di Qatar.