Ahad 04 Apr 2021 06:24 WIB

Pemerintah Libatkan Lembaga Luar Investigasi Balongan

Pertamina diminta mengevaluasi sistem keamanan kilang-kilangnya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). Memasuki hari ketiga pascakebakaran, tim Emergency Pertamina berhasil memadamkan tiga tangki dari total empat tangki yang terbakar.
Foto: ANTARA /Dedhez Anggara
Suasana kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). Memasuki hari ketiga pascakebakaran, tim Emergency Pertamina berhasil memadamkan tiga tangki dari total empat tangki yang terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih melakukan investigasi penyebab meledaknya tangki BBM T-301 area Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi pada Senin (29/3) dinihari. Dalam penyelidikan ini, Pemerintah juga melibatkan lembaga internasional.

"Penyebab kecelakaan meledaknya tangki ini masih dalam proses investigasi yang dilakukan oleh internal Pertamina dan pihak-pihak eksternal. Termasuk juga kita ingin mendapatkan kajian dari instansi internasional yang menangani bidang kecelakaan kerja seperti yang terjadi sekarang ini," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam konferensi pers usai meninjau Kilang Pertamina Balongan, Indramayu, Sabtu (3/4) siang.

Baca Juga

Dalam peninjauan ini, Menteri ESDM didampingi Dirjen Migas Tutuka Ariadji, Bupati Indramayu Nina Agustina dan Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Investigasi terhadap penyebab terjadinya kebakaran di empat tangki BBM di Kilang Balongan tersebut, menurut Menteri ESDM, masih memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam. Meski data-data awal telah diperoleh, namun belum dapat menjadi dasar untuk memutuskan penyebab terjadinya kebakaran.

"Memang ada data-data awal, tapi kita tidak bisa menjustifikasi langsung. Itu butuh proses karena ada (penyebab) yang terlihat langsung, ada yang tidak terlihat langsung," ujar Menteri Arifin.

Masyarakat yang menjadi korban kecelakaan, masih dalam perawatan di rumah sakit setempat. Sedangkan beberapa korban yang luka serius, dirawat di RS Pusat Pertamina, Jakarta dan diharapkan dapat segera keluar dari unit perawatan khusus.

Menteri Arifin juga menegaskan kembali komitmen PT Pertamina terhadap masyarakat yang terdampak dari kejadian ini, baik kompensasi fisik seperti perbaikan rumah, perawatan diri dan juga usaha yang terdampak kebakaran ini.

Untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari, Pertamina diminta mengevaluasi sistem keamanan kilang-kilangnya. "Kami minta segera dilakukan evaluasi dan segera melakukan langkah-langkah pemasangan instalasi-instalasi unit pengaman, sesuai dengan standar-standar internasiomal yang berlaku, juga teknologi-teknologi baru yang saat ini dipakai pada industri sejenis," ucap Menteri Arifin.

Perusahaan pelat merah itu juga diminta untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat sekitarnya. Apabila terdapat indikasi peristiwa yang bisa membahayakan, dapat langsung diinformasikan kepada masyarakat setempat untuk dilakukan persiapan lebih dini demi menjaga keselamatan masing-masing.

Kebakaran yang terjadi di empat tangki BBM tersebut, saat ini sudah dapat dipadamkan. Selain itu juga dilakukan pendinginan sisa-sisa minyak yang masih berada di dasar tangki, sehingga bisa diturunkan temperaturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement