REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pada Sabtu (3/4) sepuluh diplomat asing yang berbasis di Dhaka, Bangladesh mengunjungi pulau terpencil untuk melihat kondisi para pengungsi Rohingya. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Bangladesh, tujuan dari kunjungan tersebut adalah memberikan kesempatan kepada para duta besar untuk menyaksikan proyek pembangunan dan kemanusiaan yang dilakukan oleh pemerintah Bangladesh.
Kunjungan pertama datang dari tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 17 Maret sampai 20 Maret. Selama kunjungan, tim PBB mengunjungi berbagai infrastruktur termasuk tanggul, gedung, tempat berteduh, dan fasilitas lain.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam, Youssef Aldobeay pergi ke Bhashan Char beberapa hari setelah kunjungan PBB. Sementara rombongan dari Turki, Uni Eropa, Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Australia, Kanada, dan Belanda juga menghabiskan waktu bersama anak-anak Rohingya di pusat pembelajaran informal di pulau itu.
Seorang pria Rohingya yang enggan disebutkan namanya mengatakan kondisi tempat tinggal di pulau sudah baik. “Kami berada di lingkungan yang lebih baik daripada di pemukiman padat Cox’s Bazar,” kata pria tersebut.
Dia menambahkan pihak berwenang tidak mengizinkan para pengungsi untuk bergerak bebas. “Kami berharap pemerintah Bangladesh mengizinkan kami untuk bergerak bebas di pulau ini dan mengizinkan kami untuk mencari nafkah seperti yang pernah dijanjikan,” ujar dia.
Beberapa pengungsi Rohingya menekankan perlunya memperluas fasilitas belajar untuk anak-anak dan memberi mereka kesempatan untuk bertani serta memancing. Semua itu akan membantu mereka tetap aktif.
Dilansir Anadolu Agency, Ahad (4/4), Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer di negara bagian Rakhine, Myanmar pada Agustus 2017. Sebelumnya, mereka telah berlindung di kamp-kamp pengungsi terbesar di dunia, distrik selatan Cox's Bazar.
Bangladesh mulai merelokasi para pengungsi ke pulau selatan Bhasan Char pada Desember 2020. Pemerintah memiliki rencana untuk merelokasi secara bertahap. Ada 100 ribu pengungsi pergi ke pulau itu.