Ahad 04 Apr 2021 10:39 WIB

Peringatan Nabi Muhammad Terhadap Bidah

Nabi Muhammad mengingatkan umatnya untuk menjauhi bidah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Peringatan Nabi Muhammad Terhadap Bidah. Foto: Kaligrafi Rasulullah SAW. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Peringatan Nabi Muhammad Terhadap Bidah. Foto: Kaligrafi Rasulullah SAW. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah ﷺ telah memperingatkan sebelumnya terkait perkara baru yang diada-adakan dalam agama (bid'ah), beliau memerintahkan untuk menjauhi hal tersebut.

Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhuma, bahwa dia menuturkan, suatu ketika Rasulullah ﷺ bersabda,

Baca Juga

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

"Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami yang tidak ada padanya, maka ia tertolak".

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah ﷺ bahwasanya beliau pernah bersabda,

من رغب عن سنتي فليس مني

"Barangsiapa yang tidak suka terhadap sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku".

Dari Abdurrahman bin Amr as-Sulami dan Hujr bin Hujr, keduanya bertutur: Kami pernah mendatangi Irbadh bin Sariyah, seorang sahabat yang diturunkan kepadanya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَآ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ اَجِدُ مَآ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ

"dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka" (At-Taubah ayat 92).

Setelah itu kami mengucapkan salam, kemudian kami berkata: 'Kami mendatangimu untuk berziarah, menjenguk serta mengambil hadits darimu'. Maka Irbadh menuturkan:

 صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ ‏"‏ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ‏

"Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ, mengimami kami. Seusai shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, kemudian menyampaikan nasihat yang amat mendalam sehingga membuat mata kami menangis dan hati kami merasa takut. Lalu seseorang berkata: 'Ya Rasulullah, seakan-akan ini nasihat perpisahan. Apakah yang akan kau wasiatkan kepada kami?' Beliau ﷺ bersabda: 'Aku mewasiatkan kepada kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah ﷺ, senantiasa mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun pemimpin kalian adalah seorang sahaya Habasyah. Sungguh, barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, maka niscaya dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak. Oleh karena itu berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang memperoleh petunjuk setelahku. Berpegang teguhlah kepadanya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu perkara agama yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap perkara agama yang diada-adakan itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu adalah sesat'".

Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu, bahwasanya dia menceritakan, Rasulullah bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ، عَلَى الْحَوْضِ، وَلَيُرْفَعَنَّ رِجَالٌ دُونِي فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي‏.‏ فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

"Aku akan mendahului kalian menuju ke al-Haudb (telaga Nabi ﷺ di Surga), serta akan ada orang-orang yang benar-benar dihalau dariku. Aku berkata: 'Wahai Rabbku, mereka itu adalah para Sahabatku'. Dan dikatakan (kepadaku): 'Sungguh, engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggal engkau'". (HR Bukhari Muslim)

Dari Sufyan ats-Tsauri rahimahullah, dia berkata: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat, karena ahli maksiat itu lebih mudah bertaubat dari kemaksiatannya, sedang ahli bid'ah akan sulit bertaubat dari bid'ahnya".

Dari al-Fudhail, dia mengatakan: "Apabila engkau bertemu dengan seorang ahli bid'ah di suatu jalan, maka ambillah jalan selainnya. Tidak ada satu amal pun dari ahli bid'ah yang akan diangkat kepada Allah Azza wa Jalla. Bahkan barangsiapa yang menolong pelaku bid'ah, maka dia sama saja telah membantunya untuk menghancurkan Islam".

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement