REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Muhammad Rahmad mengatakan, bahwa Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko fokus untuk menyelamatkan demokrasi. Sebab, kekuasaan bukanlah orientasinya.
"Pak Moeldoko memimpin partai demokrat, orientasinya bukan kekuasaan. Orientasi Pak Moeldoko adalah menyelamatkan demokrasi, menyelamatkan Indonesia Emas 2024," ujar Rahmad lewat keterangan tertulisnya, Ahad (4/4).
Fokus Moeldoko, kata Rahmad, saat ini adalah membesarkan Partai Demokrat. Seperti yang dilakukan oleh Subur Budi Santoso dan Hadi Utomo ketika menjadi ketua umum partai.
"Pak Moeldoko memposisikan dirinya saat ini sebagaimana halnya Prof Subur Budi Santoso, Ketum Demokrat Periode satu dan Hadi Utomo, Ketum Demokrat periode dua membesarkan partai," ujar Rahmad.
Ihwal legalistas hasil KLB, pernyataan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) disebutnya sebagai permulaan. Partai Demokrat yang diketuai Moeldoko akan melanjutkan prosesnya ke pengadilan, bahkan Mahkamah Agung.
"Apabila DPP Partai Demokrat pimpinan Pak Moeldoko menang di pengadilan sampai inkrah, maka DPP Partai Demokrat Pimpinan Pak Moeldoko lah yang resmi," ujar Rahmad.
Adapun terkait isu pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, pihaknya berniat mengusung kembali Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendatang. "Partai Demokrat Pimpinan Pak Moeldoko justru berniat mengusulkan AHY untuk kali kedua sebagai calon gubernur DKI Jakarta," ujar Rahmad.
Pihaknya melihat, AHY berhenti dari dunia kemiliteran karena keputusan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan ayahnya. Padahal, adik kelas AHY saja sekarang sudah berpangkat Letnan Kolonel di TNI.
"Tentunya keputusan SBY yang meminta AHY berhenti dari militer dengan pangkat Mayor adalah pertimbangan AHY yang akan diusung menjadi Gubernur DKI. Coret coretannya tentu waktu itu menang," ujar Rahmad.