REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Detail dari lebih dari 500 juta pengguna Facebook telah ditemukan tersedia di situs web untuk peretas. Informasi tersebut tampaknya berusia beberapa tahun dengan bukti terjadi pengumpulan informasi oleh Facebook dan situs media sosial lainnya.
"Ini adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019. Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019," kata perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, dalam sebuah pernyataan.
Ketersediaan kumpulan data pertama kali dilaporkan oleh Business Insider, dilansir dari AP, Ahad (4/4). Menurut publikasi itu, detail itu memiliki informasi dari 106 negara termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat email.
Facebook telah bergulat dengan masalah keamanan data selama bertahun-tahun. Pada 2018, raksasa media sosial itu menonaktifkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari satu sama lain melalui nomor telepon.
Keputusan itu menyusul pengungkapan bahwa firma politik Cambridge Analytica telah mengakses informasi hingga 87 juta pengguna Facebook tanpa sepengetahuan atau persetujuan. Pada Desember 2019, seorang peneliti keamanan Ukraina melaporkan menemukan database dengan nama, nomor telepon, dan ID pengguna unik lebih dari 267 juta pengguna Facebook yang hampir semuanya berbasis di AS di internet terbuka.