Ahad 04 Apr 2021 17:04 WIB

Menteri Taiwan Bertanggung Jawab atas Kecelakaaan Kereta

Perdana Menteri menolak pengunduran diri Menteri Transportasi Taiwan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Kecelakaan kereta di Taiwan.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Kecelakaan kereta di Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, HUALIEN -- Menteri Transportasi Taiwan, Lin Chia-lung, mengatakan tidak akan melalaikan tanggung jawabnya atas kecelakaan kereta api yang mematikan, Ahad (4/4). Dia menawarkan pengunduran diri tetapi ditolak Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang.

Kantor Su mengatakan, Lin telah membuat tawaran lisan untuk mengundurkan diri pada Sabtu (3/4), tetapi Su menolaknya untuk saat ini. Dia mengatakan upaya untuk saat ini harus fokus pada penyelamatan dan pemulihan.

Baca Juga

Berbicara di lokasi kecelakaan yang menghadap ke laut dan didukung oleh pegunungan terjal, Lin Chia-lung mengatakan dia tidak akan menghindari tanggung jawab. “Saya juga bertugas meminimalkan kerusakan yang diakibatkan oleh keseluruhan kecelakaan. Setelah seluruh pekerjaan penyelamatan selesai, saya yakin saya akan bertanggung jawab," katanya.

Lin mengatakan pekerjaan penyelamatan dan pemulihan akan terus berlanjut. "Kami terus menarik kabin yang terjebak di dalam. Kabin ketiga diseret tadi malam. Kami berharap bisa menarik dua kabin lain hari ini," katanya.

Dalam kecelakaan kereta api terparah di pulau itu dalam tujuh dekade, 51 orang telah dipastikan meninggal. Jatuhnya korban begitu banyak akibat kereta ekspres yang padat menabrak sebuah truk menyebabkannya tergelincir dan bagian depannya runtuh di dekat kota timur Hualien pada Jumat (2/4).

Truk yang ditabrak kereta telah meluncur di jalan yang landai menuju rel tepat di luar terowongan. Pejabat sedang menyelidiki manajer lokasi konstruksi, Lee Yi-hsiang, yang truknya diduga tidak mengerem dengan benar.

Lee telah dibebaskan dengan jaminan, meskipun pengadilan tinggi cabang Hualien membatalkan keputusan itu setelah jaksa mengajukan banding pada Ahad. Keputusan ini mengirim kasus itu kembali ke pengadilan yang lebih rendah.

Selain itu, Kementerian Transportasi dan administrasi kereta api yang berada di bawahnya, menghadapi sorotan atas sejumlah pertanyaan. Salah satu yang menjadi perdebatan alasan tidak ada pagar yang layak di lokasi tersebut dan kondisi terlalu banyak tiket khusus berdiri yang terjual.

Wakil Menteri Transportasi, Wang Kwo-tsai, mengatakan administrasi kereta api perlu memperhatikan semua masalah ini. Dia menyatakan kondisi ini terlihat seperti kelalaian di pihak kontraktor lokasi pembangunan.

Pemerintah telah menjanjikan kompensasi dan akan melakukan apa saja untuk membantu para korban dan kerabat mereka. Wang menyatakan, bagian jalur yang rusak tidak akan dibuka kembali paling cepat hingga 20 April, meskipun lalu lintas kereta api terus berlanjut di jalur paralel yang melewati terowongan lain dan tidak terpengaruh oleh kecelakaan itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement