DIY Belum Perbolehkan PTM, SMK Gelar UKK Luring
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Manda (10) belajar secara daring di area penambangan pasir Lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta. Hingga kini DIY belum memperbolehkan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka. (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih mempersiapkan berbagai hal terkait rencana pembelajaran tatap muka (PTM) atau luring secara terbatas. Walaupun begitu, saat ini sekolah-sekolah di DIY masih belum diperbolehkan untuk menggelar tatap muka.
Walaupun begitu, berbagai sekolah sudah mengaku siap jika nantinya sudah ada instruksi untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Salah satunya SMK Negeri 3 Yogyakarta.
"SMK tiga itu sangat siap melaksanakan pembelajaran secara luring (tatap muka)," kata Kepala Sekolah SMKN 3 Yogyakarta, Bujang Sabri kepada Republika, Ahad (4/4).
Bujang menuturkan, pihaknya juga akan menggelar kegiatan tatap muka dalam waktu dekat ini secara terbatas. Kegiatan tatap muka ini hanya diberlakukan untuk pelajar di kelas 12 saat digelarnya ujian keterampilan kejuruan (UKK).
"Secara administrasi kami melaksankan aturan (belum diperbolehkannya sekolah tatap muka oleh Pemda) itu. Tapi karena kelas 12 mau melaksanakan UKK, mau tidak mau kami harus melaksanakan UKK secara luring tapi terbatas," ujarnya.
Sehingga, siswa kelas 12 yang datang ke sekolah hanya sepertiga dari kapasitas kelas. Sementara, sistem pembelajaran untuk kelas 10 dan kelas 11 masih dilakukan secara daring.
"Walaupun sebetulnya kadang ada anak yang dengan izin orang tua dan protokol kesehatan ketat juga ada lima atau empat orang ke sekolah melaksanakan pembelajaran praktik, ya kita layani. Asal anaknya menghendaki, orang tua menyetujui dan gurunya siap, tidak ada masalah," jelas Bujang.
Bujang menyebut, tiap pergantian jadwal pembelajaran selalu dilakuan sterilisasi menggunakan disinfektan. Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran tatap muka juga sudah sangat memadai.
Selain itu, katanya, tidak ada kendala untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Sehingga, pihaknya sudah sangat siap jika nantinya sudah ada keputusan dari Pemda DIY untuk melaksanakan tatap muka.
"Kita sudah punya tim satgas (Covid-19), sudah punya sarana prasarana memadai dalam rangka pelaksanaan protokol kesehatan. Informasi ke ortu termasuk video tata cara mengikuti pembelajaran di sekolah mulai masuk dari gerbang sampai keluar juga sudah kita share. Kita siap kapan pun mau melaksanakan pembelajaran luring secara terbatas," katanya.
Kepala Sekolah SMAN 6 Kota Yogyakarta, Siti Hajarwati mengatakan, pihaknya masih menunggu arahan dari Pemda DIY terkait dimulainya pembelajaran tatap muka.
"Menunggu (sambil) koordinasi dengan pemerintah daerah serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY," katanya.
Namun, pihaknya juga sudah siap jika kegiatan pembelajaran nantinya sudah dilakukan secara tatap muka. Standard operational procedure (SOP) hingga fasilitas penunjang sistem tatap muka juga sudah disiapkan.
"Kami sudah menyiapkan hampir seluruh SOP yang disyaratkan. Tinggal menggodoknya lagi bersama komite, guru dan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pihaknya masih mempersiapkan berbagai hal terkait sekolah tatap muka. Ia menegaskan, maksimal pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan dua jam.
"Kemarin saya arahkan awalnya jangan lama-lama, dua jam harus keluar. Dalam dua jam di dalam ruang tertutup itu maksimal," kata Sultan.
Sultan menyebut, pihaknya masih belum memperbolehkan untuk dilakukannya sekolah tatap muka saat ini. Namun, berbagai persiapan masih harus dilakukan, termasuk uji coba penerapan pembelajaran tatap muka.
"Belum dibolehkan (untuk melangsungkan pembelajaran tatap muka), kita hanya mencoba untuk kemungkinkan mempersiapkan tetap muka," ujar Sultan.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, uji coba pembelajaran tatap muka di jenjang pendidikan SMA/SMK akan dilakukan April atau Mei 2021. Uji coba akan dilakukan pada lima SMA dan lima SMK di DIY.
"Hasil dari uji coba, selanjutnya disampaikan kepada Gubernur DIY sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan," kata Aji.