REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi zakat nasional sebesar Rp 12,7 triliun baru terealisasi Rp 4,9 triliun. Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad menyebut ada sejumlah faktor yang mempengaruhi rendahnya penghimpunan dan ZIS.
Salah satunya, kata dia, kompetensi amil.
“Memang kami akui, SDM (sumber daya manusia) masih sangat kurang sekali. Kita maunya menciptakan SDM yang profesional, yang aplikatif dengan perkembangan zaman. Di rakornas ini akan kami bahas (soal kompetensi amil),” kata Noor Achmad kepada Republika, di Grand Mercure Hotel, Ahad (4/4).
Noor Achmad mengakui, penghimpunan dana ZIS secara nasional yang berada di angka Rp 4,9 triliun secara riil memang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, peningkatan tersebut pun diakui belum cukup signifikan dibandingkan dengan potensi zakat nasional yang ada.
Noor Achmad menambahkan, hingga saat ini pun kultur masyarakat Muslim Indonesia masih banyak yang menggunakan penyaluran zakat secara konvensional. Baik itu melalui sanak-saudara ataupun berinfak dan bersedekah melalui kotak-kotak amal.
Ke depannya, lanjutnya, Baznas bakal menyusun strategi penghimpunan yang ‘dekat’ dengan umat sebagaimana yang akan dibahas di dalam rakornas.