REPUBLIKA.CO.ID, DORTMUND -- Manchester United (MU) dan Chelsea termasuk di antara klub yang banyak dikaitkan dengan kepindahan Erling Haaland musim panas ini. Kesepakatan terhadap penyerang Borussia Dortmund akan terbukti mahal hingga diperkirakan mencapai Rp5,8 triliun.
Haaland adalah salah satu bintang muda terpanas di dunia sepak bola. Haaland dalam performa terbaiknya karena telah mencetak total 33 gol dalam 32 penampilan di semua kompetisi untuk Dortmund musim ini.
Ayah Haaland, Alf-Inge Haaland, dan agennya, Mino Raiola baru-baru ini terlihat di Barcelona di mana mereka bertemu dengan petinggi klub tentang kemungkinan kesepakatan. Keduanya juga bertemu dengan Real Madrid. Mereka dikabarkan segera mengadakan pembicaraan dengan beberapa klub Liga Primer tentang masa depan Haaland.
Menurut jurnalis Spanyol Gerard Romero, proposal yang diajukan ke Barcelona bernilai £ 289 juta atau Rp5,8 triliun. Jumlah itu jadi patokan bagi klub lain termasuk MU dan Chelsea. Raiola dan Haaland Sr dilaporkan masing-masing mengejar 20 juta euro atau sekitar Rp350 miliar untuk peran mereka dalam memperantarai kesepakatan.
Haaland dikatakan mencari gaji 600 ribu poundsterling per pekan dan, jika dia menandatangani kontrak jangka panjang lima tahun, pemain berusia 20 tahun itu bisa memperoleh gaji sebesar 127,5 juta poundsterling. Laporan telah mengklaim bahwa Dortmund telah menetapkan harga yang diminta Haaland pada £ 127,5 juta.
"Jelas bahwa semua orang melihat Erling sebagai salah satu bintang masa depan baru yang potensial karena sangat sulit untuk melakukan apa yang dia lakukan pada usianya di levelnya," kata Raiola dilansir dari Express, Senin (5/4).
Direktur Dortmund Sebastian Kehl baru-baru ini mengatakan klub tetap "santai" tentang masa depan Haaland.
"Kami sangat santai tentang itu. Tentu saja, kami telah mengikuti situasinya. Tapi kami berbicara sangat, sangat baik dengan Mino dan ayahnya [Haaland] baru-baru ini. Saya tidak ingin membahas pembicaraan itu sekarang. Dari titik tertentu, kita mungkin tidak lagi dapat memengaruhi apa yang akan terjadi di masa depan," ujar Kehl.