REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tercatat sebanyak 44 orang. Saat ini proses pendataan dan evakuasi korban banjir bandang masih terus dilakukan.
"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4) pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike. Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (5/4).
Raditya melanjutkan, sedangkan warga yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan medis. Ia mengatakan, sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini.
Kedelapan desa tersebut, yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado) dan Desa Duwanur, serta Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat). BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Baca juga : Evakuasi Banjir Bandang NTT Terkendala Akses ke Lokasi
Raditya juga mengungkapkan, sejumlah kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat, salah satunya BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut. Sementara, kondisi hujan, angin, dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.
"Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," katanya.
Banjir bandang di Flores Timur dipicu oleh intensitas hujan tinggi sejak Ahad (4/4) dini hari waktu setempat. Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama sepekan ini 3 – 9 April 2021.